Sponsored Links
Loading...
Meski rasanya tidak sesegar tomat biasa, namun budidaya tomat indigo tetap diminati. Pasalnya, pasar khusus telah tersedia yaitu sebagai tanaman obat.
Tomat Indigo Rose merupakan tomat jenis baru hasil persilangan tomat merah dan tomat ungu. Tomat dengan nama latin Solanum lycopersicum ini memiliki warna hitam keunguan.
Rasa tomat ini juga jauh berbeda dari tomat sayur yang berwarna merah atau hijau. Tomat indigo memiliki rasa cenderung hambar dan tidak manis. Namun demikian, buah tomat ini mengandung banyak manfaatnya buat kesehatan tubuh. Makanya, tomat asal Cile ini sekarang banyak dikembangkan sebagai tanaman obat. Tomat Indigo Rose memiliki zat antosianin yang tinggi yang ada di dalam buah. Antosianin bermanfaat untuk melawan penyakit kanker dan diabetes.
Meskipun warnanya gelap, namun isinya tetap berwarna merah keunguan. Pertumbuhannya memakan waktu hingga 90 hari dan memerlukan cuaca yang tidak terlalu panas dan basah. Di Indonesia sendiri mulai banyak yang mengembangkan tomat jenis ini. Salah satunya adalah Ardy Seno di Lembang, Jawa Barat. Ia mengembangkan tomat indigo di lahan seluas 120 meter persegi (m²).
Ardy bilang, selama setahun terakhir, tomat jenis ini banyak digemari warga Amerika untuk dikonsumsi karena dianggap menyehatkan. Fenomena itu juga menular ke Indonesia. “Banyak masyarakat kita tahu hal ini dari internet dan kebanyakan mereka masyarakat menengah atas yang peduli kesehatan,” ujarnya.
Selain buahnya, Ardy juga menjual bibit tomat indigo. Untuk buahnya dihargai Rp 25.000 per kilogram (kg). Sedangkan bibitnya dibanderol Rp 2.500 per batang.
Ardy bilang, satu pohon bisa menghasilkan buah sebanyak 3 kg - 4 kg. Ardy sendiri bisa mendapatkan lebih dari 300 kg buah tomat indigo sekali panen. Dengan panen sebanyak itu, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 30 juta. Menurut Ardy, tomat indigo panen ketika usianya sudah 90 hari. Bunga tomat indigo baru keluar saat usia 65 hari. “Saat usia 90 hari sudah buah,” ujarnya
Pembudidaya lainnya adalah Ayu Rachmawati di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia baru membudidayakan tomat berwarna hitam ini sejak Juni 2014. Sebelumnya dia hanya fokus menjual benihnya saja. Ayu membudidayakan tomat ini di halaman rumahnya dengan menggunakan polibag. Hingga saat ini ada 30 polibag tomat indigo yang dikembangkannya. “Ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan bibit tomat indigo yang sudah tunas,” ujarnya.
Ayu mengaku, mayoritas konsumennya berasal dari daerah lain, seperti Bandung, Kalimantan dan Bali. Ayu membanderol bibit tomat hitam ini seharga Rp 5.000 per polibag. Harga benihnya Rp 3.000 per pak. Dalam sebulan, dia bisa menjual 15 polibagâ25 polibag.
Lebih Besar dengan Perawatan Khusus
Tidak seperti budidaya tomat jenis biasa, budidaya tomat indigo rose perlu sedikit perawatan khusus. Tomat jenis ini tidak bisa ditanam di daerah yang terlalu panas atau daerah yang terlalu lembab. Untuk lokasi penanaman sebaiknya dilakukan di ruangan yang agak tertutup. Tujuannya, untuk menghindari gangguan hama, sehingga tanaman bisa hidup lama sampai panen.
Ardy Seno, pembudidaya tomat indigo rose di Lembang, Jawa Barat, mengakui, budidaya tomat ini agak susah-susah gampang. Banyak hal yang harus diperhatikan. Contohnya lokasi penanaman. Dia membuat semacam green house atau rumah kaca. Namun, konsepnya bukan full rumah kaca karena atapnya menggunakan atap plastik anti ultra violet (UV).
Menurut Ardy, saat ini, bibit tomat indigo sudah mulai beradaptasi dengan cuaca Indonesia. Namun, untuk antisipasi supaya tanaman tetap hidup, ia tetap menggunakan green house. Untuk obat hama, Ardy hanya memberikan sedikit semprotan obat fungisida, terutama saat musim hujan. Soalnya, di musim hujan, jamur bisa saja menyerang daun tomat.
Setiap seminggu sekali, Ardy selalu mengecek cabang agar tidak tumbuh berantakan dan terlalu panjang. Untuk mendapatkan pertumbuhan maksimal, jarak tanam antar dibuat sekitar 80 sentimeter (cm). Ardy bilang, harga buah tomat indigo di musim hujan dan kemarau berbeda. “Akan lebih mahal di musim hujan karena butuh perawatan ekstra,” ujarnya.
Harga normal tomat indigo sekitar Rp 25.000 per kilogram (kg). Namun di musim hujan bisa mencapai Rp 35.000. Untuk pasokan benih, dia impor langsung dari Amerika Serikat. Harga satu gram benih sekitar US$ 40. Setiap satu gram berisi 200 biji tomat indigo. Ardy mengaku rutin mengimpor benih setiap dua bulan sekali. “Bibit impor tidak saya tanam semua, ada yang disimpan,” katanya.
Pembudidaya lainnya, Ayu Rachmawati, bilang, biji yang akan disemai harus direndam dulu semalaman. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan. Baiknya benih ditanam dalam polibag yang sudah diisi tanah dicampur dengan ketan bakar. “Ini juga tujuannya untuk mempercepat tumbuhnya tunas,” katanya.
Bila pertumbuhannya bagus, setelah usia dua minggu, benih sudah keluar tunas. Saat tanaman sudah bertunas dan mulai tumbuh besar, bisa dipindahkan ke polibag yang ukurannya lebih besar lagi. Hingga saat ini, Ayu menghindari untuk menggunakan media tanah secara langsung karena takut risiko tanaman bisa mati. “Itu dari pengalaman teman-teman saya,” jelasnya.
Sumber : http://umkmnews.com/inspirasi/tomat-indigo-makin-dicari-untuk-obat.html
Sponsored Links
Loading...
loading...