Loading...

15 Langkah ini Akan Mampu Membuat Petani Sejahtera Mungkinkah?

Sponsored Links
.
Loading...
Fakta menunjukkan, petani masih menjadi penghuni terbanyak penduduk berkategori miskin di negeri ini. Banyak faktor menjadi penyebab para petani belum bisa hidup sejahtera. Bagaimana caranya agar bisa menyejahterakan lebih dari 13 juta petani miskin di pedesaan.
1. Kebijakan yang dapat mengoptimalkan kinerja usahatani
Kebijakan yang dapat mengoptimalkan kinerja usahatani padi sehingga mampu mewujudkan produktivitas dan pendapatan yang lebih tinggi, tidak bisa kebijakan tunggal karena faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usahatani bersifat multi dimensi. Dari pengamatan di lapangan, perlu perhatian yang lebih besar pada perbaikan infrastruktur pertanian (irigasi dan jalan desa), aplikasi pemupukan berimbang, konsolidasi pengelolaan usahatani berbasis hamparan, rehabilitasi kesuburan fisik dan kimia lahan sawah di wilayah yang selama ini menjadi sentra produksi padi, dan perlindungan petani terhadap risiko usahatani akibat iklim ekstrim dan gangguan OPT, dan jika ingin mengurangi subsidi sarana produksi maka harus dilakukan secara gradual.
 2. Kebijakan yang diambil pemerintah harus melindungi kepentingan petani.
komitmen keberpihakan pada petani. Kebijakan yang diambil pemerintah harus melindungi kepentingan petani. Salah satu yang terpenting adalah kebijakan tataniaga komoditas pertanian yang menguntungkan petani. “Pemerintah harus memberi jaminan harga yang menguntungkan bagi petani. Jangan sampai petani rugi hanya karena harga jual produknya di bawah biaya produksi,” jelasnya. Ditambahnya, pemerintah juga harus memberi isentif langsung kepada para petani, baik berupa insentif harga jual maupun sarana dan prasarana produksi agar petani bergairah bertani.
3. Pemerintah harus memperhatikan tingkat pengetahuan dan ketrampilan para petani
Pemerintah harus memperhatikan tingkat pengetahuan dan ketrampilan para petani. “Perlu ada perubahan sikap dan perilaku petani agar mereka menguasai dengan benar seluruh aspek usahatani. Dengan cara itu petani akan bisa sejahtera,” jelasnya. Selain itu diingatkan, agar pemerintah juga lebih memperhatikan regenerasi petani dengan menarik sebanyak mungkin minat para pemuda untuk terjun ke sektor pertanian.
 pemerintah lebih mengerti petani agar petani bisa lebih sejahtera. Salah satu yang terpenting adalah membatasi impor dan memberi subsidi pupuk. Jadi, masih terbuka jalan untuk mewujudkan petani sejahtera. 
4. Menanam Tanaman yang Lebih Menguntungkan
Nilai ekonomi menanam padi saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan berbagai komoditas alternatif, seperti hortikultura. Budi daya melon satu hektare menghasilkan tidak kurang pendapatan bersih Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Lebih tinggi 15 sampai 20 kali lipat dari usaha tani padi (nonpremium). Selain alasan harus punya gabah atau beras untuk konsumsi sendiri, kendala keterbatasan pengetahuan atau manajemen, modal, dan keyakinan “menanam padi adalah mulia”, menjadi penyebab petani tidak pindah dari tanaman padi.
5. Menyalurkan subsidi dalam bentuk pembayaran langsung ke petani (direct income), 
Contoh Jepang yang dikenal dengan pembelaan terhadap kesejahteraan petani padinya menyalurkan subsidi dalam bentuk pembayaran langsung ke petani (direct income), meskipun tidak menerapkan kebijakan harga beras murah. Namun, argumentasi pemberian dukungan pendapatan tersebut bukan karena kemiskinan petani, tapi karena kewajiban menyisihkan sebagian dari penerimaan pajak sebagai timbal balik terhadap kontribusi multifungsi sektor pertanian.
6. Sektor Pertanian dijadikan Leading Sektor Untuk Sektor yang lain
Sektor pertanian sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar di negara ini namun tak menjamin kehidupan para petaninya juga baik.
Sektor pertanian dipandang bukan saja berfungsi sebagai pemasok pangan, tapi keberadaan lahan pertanian, khususnya sawah, menjadi penyeimbang ketersediaan air di musim hujan dan kemarau. Hamparan sawah juga dilihat sebagai lanskap alami yang cantik; cerminan penghargaan dari masyarakat maju dan modern dalam bentuk bayaran oleh konsumen.
7. Penyaluran tambahan pendapatan ke petani dalam bentuk uang tunai,
Penyaluran tambahan pendapatan ke petani jagung dalam bentuk uang tunai, misalnya, dilakukan oleh Amerika Serikat. Dalam kategori subsidi pertanian hal ini tergolong subsidi output. Negara-negara maju lazimnya menghindari subsidi yang dianggap bisa mendistorsi pasar, seperti penerapan harga pembelian pemerintah dan subsidi harga input pertanian.
menerapkan subsidi pendapatan langsung kepada petani padi adalah salah satu pilihan yang tepat. Dengan semakin tingginya opportunity cost menanam padi, sedangkan harga beras masih dijaga agar tetap “murah”, wajarlah petani padi mendapatkan tambahan pendapatan yang layak. Istilah seorang teman, bayarlah petani padi layaknya seorang PNS, semisal Rp 250 ribu sampai dengan Rp 300 ribu per bulan untuk setiap hektare yang dihasilkan.

Dengan asumsi luas tanam padi setahun saat ini 14 juta hektare, berarti pemerintah perlu menyiapkan anggaran sekitar Rp 40 triliun setahun. Hanya 10 persen lebih tinggi daripada usulan anggaran subsidi pupuk dalam APBN 2014 yang lalu. Artinya, dana tersedia bukan?
8. Kurangi Subsidi pupuk dan geser ke subsidi benih
Di Indonesia kajian mengenai efektivitas subsidi input dapat dikatakan sudah menumpuk. Bank Dunia secara khusus melihat efektivitas subsidi pupuk di Indonesia pada 2011. Hanya 40 persen subsidi pupuk yang sampai ke petani yang berhak memperoleh. Padahal, alokasi APBN untuk subsidi ini terus membengkak hingga 2014.

Subsidi benih yang harusnya lebih besar daripada subsidi pupuk (dari indikator elastisitas produksi) juga tidak menyelesaikan persoalan. Di lapangan, jumlah petani yang menggunakan benih tidak besertifikat masih lebih besar (sekitar 53 persen, Laporan Dirjen Tanaman Pangan Kementan 2013).
9. Perkuat Kelembagaan Perbenihan dan Kurangi benih Impor
Realisasi anggaran subsidi benih sebesar Rp 1,6 triliun pada 2014 pun sepertinya tidak mencapai 50 persen. Dari kajian FEM IPB bersama IFAD pada 2014, dari aras bawah atau petani sebenarnya menghendaki perlunya dukungan yang kuat untuk pemberdayaan penangkar benih padi. Bila dilakukan, inilah contoh mekanisme subsidi yang tidak mendistorsi pasar. Jawa Timur adalah contoh kisah sukses di mana petani atau kelompok tani berhasil mengalahkan perusahaan-perusahaan swasta (besar) dalam memproduksi benih padi sehingga bisa surplus untuk memasok permintaaan di luar Jawa.
10. Peningkatan Posisi Tawar Petani di Tingkat Lokal / Daerah
Dalam beberapa diskusi sebenarnya tidak terlalu banyak yang diharapkan petani padi. Mendapatkan harga yang layak saja saat panen raya datang sudah anugerah terindah bagi mereka. Kuncinya adalah memperkuat posisi tawar petani terhadap pedagang pengumpul desa atau penggilingan. Apakah dengan cara pembelian oleh Bulog atau yang lebih maju dengan upaya membina petani bisa menjual dalam bentuk beras, penggudangan berkelompok, dan atau resi gudang. Tahan untuk tidak menjual saat harga rendah ddan dijual pada saat harga membaik setelah musim panen.
11. Pemerintah mengontrol fluktuasi harga / disparitas harga komoditas strategis
pemerintah harus menjaga level harga beras sehingga disparitas harga yang terjadi tidak memberi dampak terlalu besar pada petani.

12. Membentuk Bank Pertanian Merupakan Langkah bijak untuk Petani mencari modal
 membentuk bank pertanian yang memberikan kemudahan akses pada petani untuk mendapatkan pinjaman. akses ke perbankan menjadi mudah. dimana permasalahan mendasar petani miskin adalah tidak tersedia modal karena sulit untuk akses ke sumber modal.

13. Tingkatkan Asuransi Pertanian Komoditas strategis
membentuk asuransi pertanian. Ini menjadi penting karena jika petani gagal panen maka akan tanggung oleh pemerintah.

14. Kurangi Impor Komoditas Strategis
Pemerintah harus lebih bijak untuk tidak mengimpor komoditas strategis dimana masyarakat banyak yang membudidayakannya karena dampaknya akan besar terhadap kesejahteraan mereka. Impor dilakukan jika memang sangat dibutuhkan saja

15. Kolaborasi dan sinergi Antar sektor untuk pertanian (Hilangkan Ego Sektoral)
Akademisi, pemerintah, dan LSM tentu harus segera berkoordinasi untuk mengurai benang kusut pertanian kita. Juga untuk selalu meningkatkan produktivitas atau daya saing karena ruang untuk itu masih sangat terbuka: penggunaan benih unggul, perbaikan infrastruktur, sampai ke penyempurnaan rantai pasok, dan itu tidak boleh ditunda karena everything can wait, but not agriculture.
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter