Sponsored Links
Loading...
Budidaya Tanaman Hortikultura saat ini sudah banyak di usahakan dan di Budidayakan oleh petani di Indonesia. Hal ini di sebabkan karena tanaman jenis Hortikultura ini mempunyai nilai jual yang tinggi dan cepat panen sehingga perputaran dana dan keuntungan yang diperoleh juga semakin cepat dan besar. Tanaman yang termasuk kategori Hortikultura adalah : Bunga, Buah dan tanaman Sayur. Pada kesempatan yang akan kita bahas saat ini adalah tanaman sayur terutama tanaman cabai dan tomat yang sudah banyak di budidayakan dan Familiar di mata masyarakat petani di Inonesia. Bahasan cabai dan tomat akan kita fokuskan lagi ke masalah bagaimana agar tanaman cabai dan tomat yang kita budidayakan tersebut tidak terserang tanaman layu baik itu Bakteri maupun jamur, terutama pada saat penanaman musim hujan seperti saat ini. Tanaman cabai dan Tomat sangat berpotensi terserang layu hal ini disebabkan pada saat Kondisi seperti ini tingkat kelembaban lingkungan Budidaya kita semakin tinggi dan air terkadang susah untuk dikendalikan jumlah dan waktunya. Berdasarkan pengalaman penulis setelah melakukan Budidaya dan malakukan pendampingan ke Petani yang Budidaya Cabai dan Tomat yang cukup Lama maka untuk mengatasi Serangan Layu ini sebenarnya adalah harus merupakan suatu paket Budidaya yang tidak bisa terpisahkan antar usaha yang satu dengan yang lainnya. Hal ini di sebabkan perlakuan yang ada akan memberikan respon dan hasil yang berbeda di tanaman dan itu akan menberi efek kesehatan pada tanaman cabai dan tomat yang kita Budidayakan. Sehingga apabila paket Budidaya yang ada di terapkan secara Terpadu maka akan memberikan dampak kesehatan pada Tanaman sehingga apabila tanaman sehat penyakit Layu Jamur dan Bakteri yang biasa menyerang tersebut akan bisa terhindar. Adapun Paket Budidaya Tanaman Cabai dan Tomat itu antara lain adalah :
- Menggunakan tanaman Cabai dan Tomat yang Varietasnya sudah tahan terhadap serangan Layu Bakteri dan Fusarium. Tanaman Cabai dan tomat yang cukup tahan antara lain Tomat F1 Permata, F1 Diamona dan F1 Tantyna sedangkan Cabai yang cukup tahan terhadap layu adalah Cabai F1 Dewata 43, F1 Bhaskara, F1 Flash, F1 Kiyo, F1 Rimbun 3
- Menggunakan kapur Pertanian ( Kapur dolomit ), penggunaan Dolomit ini bertujuan untuk meningkatkan kadar nilai PH tanah. Tanah di Indonesia kebanyakan berkisar antara 4.5 – 5.5 bahkan kalau itu lahan yang termasuk gambut lahannya selain masam juga kandungan hara dan nutrisinya sangat miskin dan lapisan olahnya sangat Tipis. Nilai PH yang Ideal bagi tanaman agar dapat menghasilkan tanaman yang Optimal adalah kisaran 6.5 – 7.
- Penggunaan Pupuk kandang yang sudah masak sempurna adalah sangat membantu petani dalam mengatasi serangan layu pada tanaman. Dosis Pupuk Kandang adalah 6 ton / Ha ( Berat Kondisi Kering ) Hal ini disebabkan dengan adanya pemberian pupuk kandang tersebut akan memperkaya kandunganNutrisi baik Makro maupun Mikro Tamaman. Dengan Nutrisi yang tercukupi tersebut tanaman akan sehat. Selain itu pupuk Kandang juga akan memberikan lingkungan yang cocok bagi Mikroorganisme pengurai dan sebagainya sehingga proses penggunaan dan penyerapan pupuk yang kita berikan juga akan semakin mudah dan menekanjumlah Pupuk Kimia ( Tambahan ). Jangan lupa setelah olah dan aplikasi pupuk dan dolomit tanah di ukur terlebih dahulu kadar asamnya dengan menggunakan PH Meter
- Komposisi penggunaan Pupuk Dasar, untuk pemupukan di musim penghujan sangat di anjurkan kandungan pupuk yang di berikan tidak tinggi dalam kandungan Nitrogen. Kandungan Nitrogen yang tinggi akan memacu pertumbuhan dan sebaliknya pembentukan serat akan rendah. Hal ini menyebabkan tanaman mudah terserangn Penyakit. Romendasi pupuk dasar cabai dan tomat dalam 1 Ha adalah ZA 150 Kg, TSP/SP 350 Kg dan KCL 400 Kg. Untuk pupuk susulannya bisa memakai NPK di sesuaikan dengan umur tanaman yang ada
- Jarak Tanam Idealnya adalah 65 x 65 Cm atau kalau di Budidayakan di Dataran Tinggi bisa menggunakan jarak tanam 70 x 70 Cm. Jarak tanam akan mempegaruhi tingkat kelembaban dalam lingkungan Mikro Tanaman. Sehingga tanaman apabila cukup terkena sinar matahari maka kelembaban akan terjaga dan Jamur pun tidak akan masuk.
- Sistem Drainase ( saluran Air ) di tata sehingga air bisa mengalir dengan normal dan tidak menimbulkan genangan pada saat hujan turun. Kedalaman Saluran tengah bedengan adalah 40 Cm dengan lebar 40 Cm, sedangkan kedalaman saluran keliling Lahan ( Saluran tepi ) adalah 50 Cm.
- Gulma ( Rumput ) yang ada dalam sekitar saluran air dan tanaman harus bersih agar mengurangi kelembaban dan serangan Virus tanaman. Karena rumput yang banyak dan rimbun akan menyebabkan menjadi inang bagi Vektor virus
- Apabila dengan cara seperti itu tanaman Cabai dan tomat yang ada usahakan masih ada serangan layu baik Jamur dan Bakteri maka pecegahan dan penggunaan Obat Anti layu sangat di anjurkan. Obat Anti Layu Jamur dan Bakteri yang di pilih dan di gunakan harus juga aman bagi lingkungan tanah dan petani aplikatornya. Penulis menyarankan menggunakan Obat Anti Layu ARASHI, produk dari Jepang ( Khushu Medical CO. LTD ) atau di Indonesia di Jual oleh PT. Harvest Ariake Indonesia sudah sangat terbukti dalam mencegah dan mengatasi layu yang disebabkan layu karena serangan Layu akibat Jamur dan Bakteri di tanaman Cabe dan Tomat. Bahkan saat ini penggunaannya sudah mulai meluas di tanaman perkebunan seperti Lada. Bersarkan pengalaman penulis Obat Anti Layu ini akan sangat efektif bila di aplikasikan secara tunggal, dengan cara melarutkan larutan 100 Gram Bubuk ARASHI ( 1 Sachet ) ke dalam 200 Liter air ( 1 Drum ) dan aplikasinya adalah dengan cara di Kocorkan 1 Batang Tanaman Cabe atau Tomat sebanyak 200 Cc / Tanaman. Aplikasi dilakukan di Pangkal Batang Tanaman dengan an dilakukan pada saat tanaman berumur ( 1 ) : Awal pindah tanah ( dengan cara di rendam akarnya ), ( 2 ) Saat tanaman berumur 20 HST, ( 3 ) Saat tanaman berumur 70 HST.
Sumber : https://lmgaagro.wordpress.com
Sponsored Links
Loading...
loading...