Sponsored Links
Loading...
Permintaan bibit pohon ara terus melonjak setiap tahun. Selain enak, buah dan daun tanaman ini mempunyai banyak khasiat. Saban bulan seorang penjual bibit ara di daerah Karawang mampu mengantongi omzet hingga Rp 35 juta.
Belum banyak yang mengenal pohon tin atau ara di Indonesia. Tanaman dari Timur Tengah ini termasuk langka, sebab baru masuk ke Tanah Air beberapa tahun terakhir.
Buah yang dihasilkan dari pohon ara dipercaya mengandung banyak manfaat. Selain mencegah kanker, buah ara juga dipercaya mampu mengobati diabetes. Kandungan serat yang tinggi dengan beragam vitamin dan mineral membuatnya sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Penelitian California Fig Nutritional Information menunjukkan, setiap 100 gram buah ara mengandung vitamin A sebanyak 9,76 IU, vitamin C 0,68 mg, kalsium 133,0 miligram (mg), dan zat besi sebanyak 3,07 mg.
Buah ara juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi. Dari 100 gram buah ara kering, terkandung 12,2 gram serat. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang apel yang hanya mengandung 2,0 gram dan jeruk 1,9 gram.
Riset Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat, juga memperlihatkan, bahwa buah ara mengandung antioksidan yang dapat mengikat senyawa karsinogen penyebab kanker.
Tak heran, jika para pakar kesehatan menganjurkan mengkonsumsi buah ara secara teratur. Selain dapat membantu membersihkan racun di dalam tubuh, serat yang terkandung di dalamnya juga mampu mencegah kanker kolon dan penyakit degeneratif lainnya.
Tak cuma buahnya, daun pohon ara ternyata juga bermanfaat untuk menghancurkan batu ginjal. Caranya, dengan meminum hasil rebusan tujuh lembar daun setiap pagi dan malam hari sebanyak dua gelas.
Khasiat buah dan daun ara itu juga diungkap Catur Kuswantoro, pemilik kebun Bambu Kuning Nature di Karawang, Jawa Barat. Bahkan, menurutnya, buah ini tidak hanya disarankan oleh para pakar kesehatan, namun juga oleh beberapa kitab suci agama. "Makanya, pohon ini disebut sebagai pohon kehidupan. Banyak juga yang menyebutnya buah surga," kata dia.
Dengan pelbagai manfaat tadi, tidak heran kalau permintaan bibit pohon ara terus meningkat. Di tempat pembibitan Catur, bila tahun lalu permintaan bibit hanya ratusan, tahun ini sudah mencapai ribuan bibit pohon ara.
Catur mengatakan, pada September-Oktober 2010 lalu, ia menerima pesanan bibit pohon ara hingga mencapai 2.000 bibit. Order itu berasal dari pengusaha perkebunan di Ambon dan beberapa daerah di Indonesia bagian Timur. "Sayang, saya belum bisa memenuhi semua permintaan tersebut, karena kapasitas per bulan kebun saya cuma 1.000 bibit," ujarnya.
Satu bibit pohon ara dijual dengan harga Rp 35.000. Itu artinya, Catur bisa mengantongi omzet penjualan sebanyak Rp 35 juta per bulan dari 1.000 bibit yang dia jual.
Peningkatan permintaan bibit pohon ara juga dialami Handa Sugiharto, pemilik Floraya di Malang, Jawa Timur. Lelaki yang memiliki gelar master ekonomi ini menyatakan, tahun lalu rata-rata setiap bulan ia hanya mengantongi pendapatan sekitar Rp 3 juta. "Tahun ini pendapatan saya setiap bulan bisa sampai Rp 7 juta," kata pria yang baru menjual bibit pohon ara selama tiga tahun itu.
Terus meningkatnya permintaan bibit pohon ara membuat Catur dan Handa berencana meningkatkan kapasitas produksinya.
Belum banyak yang mengenal pohon tin atau ara di Indonesia. Tanaman dari Timur Tengah ini termasuk langka, sebab baru masuk ke Tanah Air beberapa tahun terakhir.
Buah yang dihasilkan dari pohon ara dipercaya mengandung banyak manfaat. Selain mencegah kanker, buah ara juga dipercaya mampu mengobati diabetes. Kandungan serat yang tinggi dengan beragam vitamin dan mineral membuatnya sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Penelitian California Fig Nutritional Information menunjukkan, setiap 100 gram buah ara mengandung vitamin A sebanyak 9,76 IU, vitamin C 0,68 mg, kalsium 133,0 miligram (mg), dan zat besi sebanyak 3,07 mg.
Buah ara juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi. Dari 100 gram buah ara kering, terkandung 12,2 gram serat. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang apel yang hanya mengandung 2,0 gram dan jeruk 1,9 gram.
Riset Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat, juga memperlihatkan, bahwa buah ara mengandung antioksidan yang dapat mengikat senyawa karsinogen penyebab kanker.
Tak heran, jika para pakar kesehatan menganjurkan mengkonsumsi buah ara secara teratur. Selain dapat membantu membersihkan racun di dalam tubuh, serat yang terkandung di dalamnya juga mampu mencegah kanker kolon dan penyakit degeneratif lainnya.
Tak cuma buahnya, daun pohon ara ternyata juga bermanfaat untuk menghancurkan batu ginjal. Caranya, dengan meminum hasil rebusan tujuh lembar daun setiap pagi dan malam hari sebanyak dua gelas.
Khasiat buah dan daun ara itu juga diungkap Catur Kuswantoro, pemilik kebun Bambu Kuning Nature di Karawang, Jawa Barat. Bahkan, menurutnya, buah ini tidak hanya disarankan oleh para pakar kesehatan, namun juga oleh beberapa kitab suci agama. "Makanya, pohon ini disebut sebagai pohon kehidupan. Banyak juga yang menyebutnya buah surga," kata dia.
Dengan pelbagai manfaat tadi, tidak heran kalau permintaan bibit pohon ara terus meningkat. Di tempat pembibitan Catur, bila tahun lalu permintaan bibit hanya ratusan, tahun ini sudah mencapai ribuan bibit pohon ara.
Catur mengatakan, pada September-Oktober 2010 lalu, ia menerima pesanan bibit pohon ara hingga mencapai 2.000 bibit. Order itu berasal dari pengusaha perkebunan di Ambon dan beberapa daerah di Indonesia bagian Timur. "Sayang, saya belum bisa memenuhi semua permintaan tersebut, karena kapasitas per bulan kebun saya cuma 1.000 bibit," ujarnya.
Satu bibit pohon ara dijual dengan harga Rp 35.000. Itu artinya, Catur bisa mengantongi omzet penjualan sebanyak Rp 35 juta per bulan dari 1.000 bibit yang dia jual.
Peningkatan permintaan bibit pohon ara juga dialami Handa Sugiharto, pemilik Floraya di Malang, Jawa Timur. Lelaki yang memiliki gelar master ekonomi ini menyatakan, tahun lalu rata-rata setiap bulan ia hanya mengantongi pendapatan sekitar Rp 3 juta. "Tahun ini pendapatan saya setiap bulan bisa sampai Rp 7 juta," kata pria yang baru menjual bibit pohon ara selama tiga tahun itu.
Terus meningkatnya permintaan bibit pohon ara membuat Catur dan Handa berencana meningkatkan kapasitas produksinya.
Sponsored Links
Loading...
loading...