Sponsored Links
Loading...
Mangga okyong memang belum sepopuler jenis lainnya. Tapi, dari tahun ke tahun, peminatnya terus bertambah. Usaha budidaya tanaman buah asal Thailand ini pun menjanjikan. Petani bisa mengantongi omzet Rp 60 juta per bulan.
Masyarakat kita lebih mengenal mangga harum manis, indramayu, manalagi, atau golek ketimbang mangga okyong. Walaupun pamornya masih kalah, mangga okyong ternyata memiliki penggemar sendiri, sehingga permintaannya terus naik.
Hasan, pemilik Sri Wijaya Tani di Karawang, Jawa Barat yang sudah membudidayakan mangga okyong sejak 1980-an, bilang, permintaan, baik buah maupun bibit mangga jenis ini terus mengalir. "Peminatnya tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Tiap bulan, Hasan mampu menjual sekitar 50 bibit pohon mangga okyong. Selain dibudidayakan untuk menghasilkan buah, pohon mangga asal Thailand ini juga biasa dimanfaatkan sebagai pohon peneduh di pekarangan rumah. Maklum, ukuran pohonya relatif kecil namun rimbun. Itu sebabnya, pohon mangga okyong sering di tanam di drum atau pot besar.
Namun, pohon mangga okyong yang ditanam dalam drum biasanya memiliki buah yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang ditanam di tanah langsung. Pohon mangga okyong dalam drum hanya menghasilkan 50-60 buah. Sementara, yang ditanam di tanah bisa berbuah hingga ratusan.
Menurut Hasan, saat ini, ia menjual mangga okyong hasil kebunnya dengan harga Rp 7.000-Rp 8.000 per buah. Dengan menjual buah dan bibit pohon mangga okyong, dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet mencapai Rp 60 juta.
Selain menjual bibit pohon mangga okyong, Hasan juga menyewakannya. Salah satu konsumennya adalah Taman Buah Mekarsari. Tanaman yang berada dalam pot besar tersebut dibanderol dengan harga sewa Rp 60.000 per pot per bulan. Taman Buah Mekarsari bisa menyewa sebanyak 50 pot.
Nanang Kosasih yang juga membudidayakan mangga okyong sejak 1997 memperoleh bibit tanaman ini dari petani di Bogor seharga Rp 20.000 per pohon dengan tinggi 30 hingga 40 cm.
Tapi, Nanang lebih fokus pada pembesaran pohon mangga okyong untuk kemudian dijual kembali. Setelah cukup besar, pohon-pohon tersebut lalu dilego dengan harga mencapai Rp 500.000 per pohon.
Nanang tidak cuma melepas pohon begitu saja, tapi juga memberikan garansi, konsultasi, dan jasa perawatan. Makanya, harga pohon mangga okyongnya cukup mahal. "Ini nilai lebih dari dagangan saya. Kalau pohon tidak berbuah, saya bisa memberikan tips perawatannya," ujar Nanang berpromosi.
Nanang memberikan garansi selama dua minggu sejak pembelian. Dalam waktu dua minggu, pembeli bisa menukarkan pohon mangga okyong dengan yang baru dan lebih baik kalau ada kerusakan.
Ia menambahkan layanan konsultasi karena belum banyak yang paham cara perawatan mangga yang memiliki struktur buah yang empuk dan hampir tanpa serat ini. Bahkan, bagi yang tidak mau bersusah payah, dia juga membuka jasa perawatan. "Pohon mangga okyong belum dikenal banyak orang," katanya.
Karena namanya belum sementereng jenis lainnya, Nanang baru bisa menjual sekitar lima pohon mangga okyong per bulan. Itu sebabnya pula, Ia juga tidak menyediakan bibit. Ia menuturkan, permintaan pohon mangga yang bijinya sangat tipis ini bakal meningkat menjelang Lebaran dan Natal.
Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mangga-okyong-rajin-berbuah-manis-dan-lembut-dagingnya-1-1
Masyarakat kita lebih mengenal mangga harum manis, indramayu, manalagi, atau golek ketimbang mangga okyong. Walaupun pamornya masih kalah, mangga okyong ternyata memiliki penggemar sendiri, sehingga permintaannya terus naik.
Hasan, pemilik Sri Wijaya Tani di Karawang, Jawa Barat yang sudah membudidayakan mangga okyong sejak 1980-an, bilang, permintaan, baik buah maupun bibit mangga jenis ini terus mengalir. "Peminatnya tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Tiap bulan, Hasan mampu menjual sekitar 50 bibit pohon mangga okyong. Selain dibudidayakan untuk menghasilkan buah, pohon mangga asal Thailand ini juga biasa dimanfaatkan sebagai pohon peneduh di pekarangan rumah. Maklum, ukuran pohonya relatif kecil namun rimbun. Itu sebabnya, pohon mangga okyong sering di tanam di drum atau pot besar.
Namun, pohon mangga okyong yang ditanam dalam drum biasanya memiliki buah yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang ditanam di tanah langsung. Pohon mangga okyong dalam drum hanya menghasilkan 50-60 buah. Sementara, yang ditanam di tanah bisa berbuah hingga ratusan.
Menurut Hasan, saat ini, ia menjual mangga okyong hasil kebunnya dengan harga Rp 7.000-Rp 8.000 per buah. Dengan menjual buah dan bibit pohon mangga okyong, dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet mencapai Rp 60 juta.
Selain menjual bibit pohon mangga okyong, Hasan juga menyewakannya. Salah satu konsumennya adalah Taman Buah Mekarsari. Tanaman yang berada dalam pot besar tersebut dibanderol dengan harga sewa Rp 60.000 per pot per bulan. Taman Buah Mekarsari bisa menyewa sebanyak 50 pot.
Nanang Kosasih yang juga membudidayakan mangga okyong sejak 1997 memperoleh bibit tanaman ini dari petani di Bogor seharga Rp 20.000 per pohon dengan tinggi 30 hingga 40 cm.
Tapi, Nanang lebih fokus pada pembesaran pohon mangga okyong untuk kemudian dijual kembali. Setelah cukup besar, pohon-pohon tersebut lalu dilego dengan harga mencapai Rp 500.000 per pohon.
Nanang tidak cuma melepas pohon begitu saja, tapi juga memberikan garansi, konsultasi, dan jasa perawatan. Makanya, harga pohon mangga okyongnya cukup mahal. "Ini nilai lebih dari dagangan saya. Kalau pohon tidak berbuah, saya bisa memberikan tips perawatannya," ujar Nanang berpromosi.
Nanang memberikan garansi selama dua minggu sejak pembelian. Dalam waktu dua minggu, pembeli bisa menukarkan pohon mangga okyong dengan yang baru dan lebih baik kalau ada kerusakan.
Ia menambahkan layanan konsultasi karena belum banyak yang paham cara perawatan mangga yang memiliki struktur buah yang empuk dan hampir tanpa serat ini. Bahkan, bagi yang tidak mau bersusah payah, dia juga membuka jasa perawatan. "Pohon mangga okyong belum dikenal banyak orang," katanya.
Karena namanya belum sementereng jenis lainnya, Nanang baru bisa menjual sekitar lima pohon mangga okyong per bulan. Itu sebabnya pula, Ia juga tidak menyediakan bibit. Ia menuturkan, permintaan pohon mangga yang bijinya sangat tipis ini bakal meningkat menjelang Lebaran dan Natal.
Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mangga-okyong-rajin-berbuah-manis-dan-lembut-dagingnya-1-1
Sponsored Links
Loading...
loading...