Loading...

Cara Unik Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflok

Sponsored Links
.
Loading...

Budidaya Lele Sistem Bioflok - Sahabat, menindak lanjuti artikel sebelumnya mengenai aplikasi bioflok pada ikan lele dan cara pembuatan kolam bioflok, maka dikesempatan ini saya akan kembali membagikan artikel mengenai cara budidaya lele sistem bioflok.


Kolam Sistem Bioflok
Sistem bioflok merupakan teknologi yang memiliki proses self-nutrification dalam budidaya air dengan nol pertukaran air (Yoram 2012). Teknologi bioflok ini awalnya dikenal sebagai bakteri flok dimulai pada ikan (nila) oleh Yoram diahir tahun 1980 an dan budidaya udang di Belize diahir 1990 an oleh Mcintosh (1999-2000). Teknologi bioflok yang ditingkatkan untuk sekala komersial sejak ahir (2002, 2005, 2008, 2010, 2014) di Indonesia dan di Malaysia.

Sistem Bioflok sebenarnya dikembangkan untuk meningkatkan pengendalian lingkungan supaya lebih produksi pada tempat-tempat yang memang memiliki permasalahan untuk mendapatkan air dan keterbatasan lahan, sehingga penerapannya akan lebih efektif. Dengan penerapan sistem bioflok ini terlihat adanya insentif ekonomi yang kuat untuk aquabisnis dengan input produksi terutama yang paling mahal (pakan) dan paling membatasi (air dan tanah).

Sistem bioflok juga dikembangkan untuk mencegah penyakit yang masuk kedalam kolam atau peternakan baik yang dibawa bibit ikan maupun air yang masuk. Pada dasarnya pemeliharaan ikan memerlukan sistem yang mampu mengolah limbah organik sisa pakan agar tidak menjadi racun bagi ikan yang dipelihara, dan bioflok merupakan salah satu sistem yang dirancang untuk mengolah limbah organik didalam kolam dengan memanfaatkan bakteri heterotrofik.

Cara Budidaya lele sistem bioflok ini menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin membudidayakan lele namun terkendala pada keterbatasan lahan dan air, karena budidaya dengan sistem bioflok bisa diterapkan dengan menggunakan tong-tong maupun kolam-kolam terpal, karena disini kita bukan berbicara mengenai media yang digunakan melainkan berbicara mengenai sistem yang diterapkan. Berikut ini akan saya uraikan mengenai cara budidaya lele sistem bioflok.
Budidaya Lele Sistem Bioflok
Budidaya Lele Sistem Bioflok
Langkah pertama adalah sahabat harus mengetahui dan paham terlebih dahulu apa itu BIOFLOK, karena ini akan menjadi dasar pertimbangan sahabat sebelum memulai budidaya sistem bioflok tersebut. Silahkan sahabat baca artikel mengenai aplikasibioflok pada ikan lele, semoga artikel tersebut bisa membantu dan menambah pengetahuan sahabat mengenai sistem terkait.

Langkah kedua mempersiapkan media sistem bioflok, media yang digunakan berupa kolam terpal yang berbentuk bundar dengan kearangka besi yang mengelilinginya. Lebih jelasnya sahabat bisa membaca artikel sebelumnya mengenai cara membuat kolam bioflok yang telah saya postkan sebelumnya.
Langkah ketiga mempersiapkan alat dan bahan yang khusus dan umum yang digunakan dalam budidaya ikan lele pada umumnya. Bahan dan alat yang perlu sahabat persiapkan diantaranya:

TAHAP PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT BUDIDAYA
Bahan:

  1. Probiotik, bahan ini berfungsi sebagai bibit bakteri yang akan menguraikan limbah organik sisa pakan, bangkai plankton yang sudah mati menjadi protein.
  2. Molase/tetes tebu/gula pasir/gula batu/gula aren, bahan ini berfungsi sebagai sumber carbon (N), karena sistem biolok akan terbentuk jika C/N rasio lebih dari 12.
  3. Bibit ikan lele, usahakan mencarai bibit yang unggul dan bekualitas. Akan menjadi lebih baik jika bibit yang digunakan bibit hasil pembibitan sendiri, jadi lebih aman dari bibit penyakit.
  4. Pakan ikan, pakan ikan yang baik memiliki kandungan protein diatas 32 %. Kolam dengan sistem bioflok tidak menganjurkan penggunaan bahan pakan seperti keong, bekicot, ayam tiren, ikan runcah dan sejenisnya. Jika pembentukan flok sudah jadi, maka pemberian pakan bisa menggunakan pakan dengan konsentrasi protein lebih rendah atau pakan yang tidak terlalu mahal, karena kolam sudah dipenuhi dengan protein organik alami yang diuraikan oleh bakteri heterotrofik.
  5. Air, air merupakan hal yang utama karena menjadi bahan dasar budidaya, usahakan menggunakan air yang tidak tercemar dan bersih, jangan menggunakan air yang mengandung bahan kimia berbahaya karena akan berdampak buruk pada kesehatan pengkonsumsi ikan lele.

Alat-alat:

  1. Aerator, alat ini menjadi alat yang harus sahabat siapkan sebelum menerapkan sistem bioflok ini pada budidaya ikan lele sahabat. Alat ini berfungsi menyuplai Oxigen sekaligus mengaduk flok agar terus mengambang, karena salah satu keberhasilan untuk menjadikan bahan limbah organik menjadi flok protein harus dengan mengaduk terus-menerus 24 jam pada konsentrasi oxigen yang cukup yakni minimal berkisar 1,8 mg/l diatas permukaan air dan 2,1 mg/l dibawah permukaan kolam. Karena bakteri pembentuk plok protein tidak akan berkembang pada kondisi oxigen yang minim.
  2. Pompa air, meskipun kolam sistem bioflok ini merupakan sistem yang bisa digunakan tanpa mengganti air, tapi sebagai antisipasi tidak ada salahnya jika sahabat merancangnya untuk penambahan ketika air sidikit pekat. Karena dengan penambahan dan pengurangan air secara berkala tentu ini akan menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan tidak adanya pergantian sama sekali.
  3. Bak sortir, serok kecil dan besar, dan berbagai macam peralatan yang dibutuhkan dalam berbudidaya bisa sahabat siapkan.

TAHAP OPERASI BUDIDAYA
1. Pengisian air, pengisisan air dilakukan ketika semua peralatan dan media kolam bioflok sudah difinising, cek terlebih dahulu apa yang masih kurang jangan sampai ada yang merugikan pada saat oprasi budidaya sudah berjalan, soalnya akan mengulur-ngulur waktu sahabat, yang seharusnya lancar malah jadi molor karena tidak dilakukan pengecekan.

Isi air dengan ketinggian 30-40 cm, hal ini dilakukan agar bibit lele tidak stres dan mati karena belum mampu menahan tekanan air dan kelelahan menggapai makanan yang terlalu jauh. Tidak hanya itu, dengan pengisisan yang tidak terlalu banyak memungkitkan flok akan terbentuk dengan cepat, dengan seiring berjalanya waktu dan ikan mulai tumbuh besar, maka air harus terus ditambah sampai batas ketinggian maksimal yang idealnya berkisar antara 100-120 cm.

Tambahkan probiotik, sebagai bibit bakteri pengurai zat organik menjadi flok protein dengan konsentrasi 5-10ml/ meter kubik. Sahabat bisa mendapatkan probiotik ditoko-toko penjualan pakan ikan.

Tambahkan molase/tetes tebu/gula pasir/gula batu dan aren kedalam kolam dengan kensentrasi 50-100 ml/meter kubik. Molase berfungsi sebagai bahan perangsang tumbuh kembangnya bakteri-bakteri pengurai supaya dapat berkembang secara efektif.

Lakukan pengadukan secara terus menerus 24 jam, dengan menghidupkan aerator. Biarkan sampai beberapa hari sampai air benar-benar matang dan sudah terdapat flok protein didalamnya. Kisaran waktu pembentukan flok tidak bisa dipastikannamun terdapat ciri-ciri yang menandakan air kolam siap ditebar benih diantaranya:

  • Air yang sudah matang akan terlihat berwarna kuning hijau kecoklatan, kuning tidak kuning hijau juga tidak hijau berwarna samar tapi domonan kecoklatan.
  • Air terlihat seperti keruh, tapi jika diambil sample pada gelas yang bening akan kelihatan jernih dan jika didiamkan beberapa menit akan terlihat ada endapan berwarna hijau samar kuning dan tidak pekat jika dipegang.
  • Jika kolam diaduk pada dasarnya akan keluar kabluk, seperti debu yang melayang-layang diair.

2. Penebaran bibit, tahap ini dilakukan setelah air kolam sudah matang dan flok sudah terbentuk, usahakan melakukan pengecekan PH kesaman terlebuh dahulu dan pastikan PH netral. Lakukan juga penebaran pada malam hari atau pagi hari sekitar jam 5 pagi. Menurut penuturan dari salah satu anggota BBI Lampung Selatan, usahakan bibit ikan yang ditebar memiliki ukuran lebih dari 7 cm untuk menjaga supaya jumlah ikan lele tetap dan untuk menjaga segala kemungkinan yang terjadi, beliau mengatakan bahwa ikan yang ukurannya dan umurnya lebih besar lebih tahan terhadap kondisi suhu lingkungan.

3. Pemberian pakan, lakukan pemberian pakan dengan konsentrasi lebih banyak pada malam hari karena sifat lele yang Nokturnal atau aktif pada malam hari, mak pemberian pada malam hari akan lebih efesien. Campukan juga probiotik pada pelet atau pakan ikan dengan konsentrasi 4 ml/kg. Jika memungkinkan sahabat bisa mempermentasikan pakan ikan yang sudah tercampur dengan probiotik tersebut pada tempat yang minim oxigen yang akan membentuk warna pakan menjadi keputihan. Menurut penuturan para pembudidaya sistem bioflok propesional hal tersebut memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan dan kesehatan ikan lele. Tidak hanya itu, sahabat harus mengatur pemberian pakan secara teratur agar didapat hasil yang maksimal dengan pakan yang serendah-rendahnya. 

Jika sahabat ingin mengetahui cara menajemen pakan, sahabat bisa kunjungi artikel kami sebelumnya. Silahkan klik disini

4. Pengolahan air, memang benar penerapan sistem biflok ini tidak membutuhkan ganti air sampai panen tiba, tetapi tidak ada salahnya jika sahabat melakukan penambahan air dikarenakan seiring bertambahnya usia maka tubuh lele pun akan semakin bertambah dan sahabat perlu juga menambahkan probiotik seminggu sekali dengan konsentersi 5-10 ml/meter kubik, hal ini untuk menjaga kesetabilan bakteri pengurai supaya terus berkembang.

5. Pemeliharaan, pemeliharaan ini merupakan waktu dimana sahabat akan banyak menemui bermacam-macam kendala dan rintangan yang cukup menguras pikiran dan tenaga sahabat, tapi tidak usah terlalu dipikirkan, jika sahabat melakukan penanganan dan pengoprasian dengan perosedur yang telah dianjurkan, maka kendala-kendala itu akan mudah untuk diatasi. Berikut langkah-langkah pemeliharaan:

  • Jadwalkan secara teratur waktu dan ukuran pemberian pakan, misalkan jika ikan lele diberikan pakan sehari 3 kali pukul 00:09, 15:00 dan 21:00 dengan ukuran 5% dari berat badannya, maka pemberian harus dilakukan secara teratur dan tepat waktu.
  • Tambahkan air 2 hari sekali sampai batas ideal 100-120 cm. Jika kolam dikurangi sebanyak 20 L maka harus ditambah sebanyak 40 L atau 2 kali lipat dari pengurangannya.
  • Lakukan pengambilan sampling ikan lele 10 hari sekali untuk menentukan ukuran pakan yang ideal untuk diberikannya berkisar antara 3-6% dari berat badan si lele.
  • Tambahkan molase/tetes tebu/gula pasir/gula batu seminggu sekali dengan konsentrasi 50-100 ml/meter kubik, hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan C/N rasio agar tetap berada diatas 12. Sahabat bisa menggantinya dengan tepung terigu atau tepung tapioka jika molase berupa tetes tebu tidak tersedia.
  • Perthankan suhu pada 28° C, suhu ini sangat berpengaruh tehadap flok pada kolam terutama pada musim pncaroba, dikondisi ini suhu sering kali berubah-ubah oleh karena sahabat dianjurkan untuk mengatapi kolam sahabat dengan fiberglass, tujuannya ketika musim penghujan suhu dan keasaman PH tidak mengalami penurunan maupun peningkatan secara derastis begitupun sebaliknya pada saat musim kemarau.
  • Lakukan pengontrolan serutin mungkin dan segera ambil tidakan jika ikan lele yang sahabat pelihara mengalami perbedaan seperti, nafsu makan berkurang, gerakan ikan lamban dan sebagainya. Jika hal tersebut terjadi, cek apakah air terlalu pekat atau tidak. Kika terlalu pekat, maka lakukan pengurangan air hingga 50% dan tambah dengan air bersih sampai ketinggian semula.

TAHAP PANEN

Panen, sehari sebelum melakukan panen sahabat harus memuasakan lele sahabat. Hal ini bertujuan supaya ketika dipanen, lele sahabat tidak memuntahkan kembali pakan atau buang kotoran pada saat pengiriman.
Pindahkan air kolam kekolam yang belum terisi air supaya lele mudah dipanen. Kenapa air dipindahkan? Kenapa tidak dibuang? Hal ini bertujuan supaya sahabat tidak perlu mematangkan air kembali seperti tahap awal dan lebih bisa mengefisiensikan waktu. sahabat bisa kembali menggunakan air tersebut dengan konsentrasi 50 air bersih dan 50 air bekas panen tersebut.

SETELAH PANEN
Setelah panen sahabat perlu melakukan pencucian pada kolam yang telah dipanen tersebut, bersihkan flok-flok yang mengumpul disela-sela media kolam sampai bersih, sahabat bisa mengunakan sabun sebagai pembersihnya.

Biarkan sekama sehari sampai air benar-benar habis mengering, kemudian sahabat bisa kembali mengisi dengan air sisa panen maupun menggunakan air bersih. Ditahap ini sahabat sudah sampai penghujung dan akan kembali lagi menuju tahap awal oprasi budidaya. 

Mungkin itu penguraian mengenai cara budidaya lele sistem bioflok yang bisa saya sampaikan, semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi sahabat-sahabat semua yang membaca. Semangat, salam sukses untuk para pejuang.
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter