Loading...

Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga

Sponsored Links
.
Loading...
Sumber Gambar: Sukmawati, S. Hut. 





















Pemanfaatan sampah organik rumah tangga sebagai pupuk tanaman dapat memberikan fungsi ganda, selain menghasilkan pupuk juga membantu masyarakat hidup bersih. Sekitar 70 % sampah yang dihasilkan setiap hari merupakan sampah rumah tangga dan tidak ada penampungan yang baik. Dengan demikian, Pengolahan sampah organik hasil buangan sampah rumah tangga dapat mengurangi sampah sayuran dan buah yang berpotensi penyebab kekumuhan dan pencemaran lingkungan menjadi bahan yang lebih berdaya guna dan bernilai ekonomis. Untuk itu, kita perlu mensosialisasikan pemanfaatan sampah organik di lingkungan keluarga atau rumah tangga menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi (Rita Punto, 2014). Sedangkan menurut Indriani (2005) kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami penguraian sehingga sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Kompos cair atau pupuk organik cair adalah pupuk cair yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses pengomposan. Manfaat kompos secara umum sebagai Penyubur lahan pertanian, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, penambah dan meningkatkan unsur hara, usaha reklamasi lahan bekas galian tambang, penyubur daerah rawa, peningkatan kadar PH di daerah lahan asam (windi, 2011), dan meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
Bahan pembuatan pupuk kompos adalah sampah sayur, kulit buah-buahan, daun-daun kering hasil dari kebun, bioaktivator alami EM4 ataupun MOL , dan (tape + air gula merah/ gula putih + air kelapa). Sedang alat yang digunakan dalam pembuatan wadah limbah adalah tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah, sambungan pipa berbentuk T, 1 buah, kran plastik, 1 buah, Lem PVC, meteran, bor, pemotong pipa/gergaji, dan pipa besi berukuran 1 inchi.
CARA MEMBUAT
v Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik dengan diameter disesuaikan dengan diameter pipa paralon.
v Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
v Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut menggunakan kasa plastik dengan rapi.
v Selanjutnya instalasi udara komposter dapat dirangkai, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13 cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar 10 cm.
v Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong plasting ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
v Selanjutnya di bagian dalam tong plastik, kedua pipa berukuran 13 cm disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan salah satu kaki sambungan menghadap ke bawah.
v Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke bawah disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
v Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran 10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
v Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran plastik dari bagian luar.
TEKNIK PENGOMPOSAN
• Seperti diuraikan di atas, alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik cair adalah komposter. Komposter ini merupakan alat yang bisa digunakan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi kompos baik dalam bentuk padat maupun cair. Jadi semua sampah yang tergolong limbah organik bisa digunakan sebagai bahan, seperti sisa sayur, buah, sisa makanan, sisa dapur, bahkan limbah organik dari kebun.
• Semua bahan dirajang terlebih dahulu agar proses dekomposisinya lebih cepat dan sempurna. Selain itu potongan yang kecil-kecil bisa memaksimalkan kapasitas atau daya tampung komposter.
• Siapkan bio aktivator komposer untuk membantu proses dekomposisi. Sebaiknya ditambahkan air cucian beras dan gula merah untuk menambah energi mikroba dekomposer tersebut.
• Larutkan mikroba dekomposer dengan 1 liter air. Konsentrasi larutan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan produk mikroba dekomposer yang digunakan.
• Masukkan semua bahan ke dalam komposter yang sudah disiapkan sedikit demi sedikit sambil disiram larutan mikroba dekomposer, sehingga pemberian aktivator bisa merata keseluruh bahan. Setelah semua bahan dimasukkan lalu tutup rapat-rapat komposter tersebut.
• Pada awal pemakaian komposter baru bisa menghasilkan air lindi atau kompos cair dalam waktu dua minggu. Selanjutnya pengambilan lindi dapat dilakukan dalam waktu 2-3 hari sesuai kebutuhan.
• Pengabilan air lindi hanya sebatas kran, karena air lindi di bawah kran dibiarkan saja untuk membantu proses dekomposisi. Air lindi tersebut sudah banyak mengandung mikroba aktivator sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengomposan.
• Air lindi yang sudah diambil sebaiknya dicampur lagi dengan mikroba dekomposer agar kandungan mikrobanya lebih banyak. Berikan 10 ml mikroba dekomposer per liter air lindi. Diamkan selama 2-3 hari, setelah itu pupuk organik cair siap untuk diaplikasikan. Pupuk organik cair tersebut bisa disimpan selama 1-2 bulan.
• Jika pengomposan awal sudah berjalan, selanjutnya limbah organik bisa dimasukkan setiap hari. Jika komposter sudah penuh, maka kompos padat yang ada di dalam bisa diambil sesuai dengan jumlah sampah organik yang akan dimasukkan.
Dengan mengolah sampah dapur kita mendapatkan berbagai manfaat antara lain : menghemat sumber daya alam, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA, dan lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman).

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/gerbangdaerah/detail/10546
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter