Sponsored Links
Loading...
Bibit setek adalah bibit vegetatif yang diperoleh dengan memperbanyak bagian tanaman yang mampu membentuk akar secara cepat, yaitu batang/cabang, akar, dan anakan.
Cabang atau batang untuk bahan bibit setek telah berumur 1-3 tahun, bermata tunas sehat, dan berasal dari pohon induk yang telah berbuah selama 2-3 musim berturut-turut.
Cabang yang telah berumur 1-2 tahun memiliki kulit berwarna kecokelat-cokelatan, minimal berukuran sebesar pensil. Kalau cabang terlalu kecil atau berasal dari tunas air, bibit setek akan mudah kering dan mati. Kalaupun bisa tumbuh, sifat tanaman mudah rapuh dan masa berbuah menunggu lama. Kalau cabang yang digunakan terlalu tua, bibit setek tidak cepat menghasilkan akar yang sempurna.
Cabang bermata tunas sehat memiliki pertumbuhan yang paling sempurna. Kalau mata tunas cabang tidak sehat atau rusak, besar kemungkinan bibit setek yang tumbuh keadaannya akan merana. Bahkan bibit bisa tidak tumbuh sama sekali.
Kalau cabang bahan setek berasal dari tanaman yang telah berproduksi 2-3 kali berturut-turut, bibit yang diperoleh memberi kepastian bahwa bahannya bagus. Kalau pohon induk yang dipakai bersifat unggul, dapat dipastikan mutu buah dari tanaman baru itu pasti sama dengan pohon induknya.
Teknik pembuatan bibit setek sangat sederhana. Sifat-sifat unggul pohon induk yang diinginkan dapat menurun dengan sempurna pada tanaman baru. Buah yang dihasilkan nantinya pun bermutu serupa pohon induknya.
Namun tidak semua tanaman buah bisa diperbanyak dengan setek. Tanaman buah-buahan yang bisa diperbanyak dengan setek sangat terbatas jenisnya. Misalnya anggur, arbei, delima, jeruk manis, jambu air, jambu mete. mangga, dan salak. Jambu biji, jambu sukun, dan kesemek juga bisa diperbanyak dengan setek, tetapi setek akar. Salak diperbanyak dengan setek tunas.
Stek batang dibedakan menjadi tiga jenis dari cara pengambilan batang yang digunakan untuk stek, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Perbedaan antara tiga jenis stek tersebut adalah sebagai berikut.
Cabang atau batang untuk bahan bibit setek telah berumur 1-3 tahun, bermata tunas sehat, dan berasal dari pohon induk yang telah berbuah selama 2-3 musim berturut-turut.
Cabang yang telah berumur 1-2 tahun memiliki kulit berwarna kecokelat-cokelatan, minimal berukuran sebesar pensil. Kalau cabang terlalu kecil atau berasal dari tunas air, bibit setek akan mudah kering dan mati. Kalaupun bisa tumbuh, sifat tanaman mudah rapuh dan masa berbuah menunggu lama. Kalau cabang yang digunakan terlalu tua, bibit setek tidak cepat menghasilkan akar yang sempurna.
Cabang bermata tunas sehat memiliki pertumbuhan yang paling sempurna. Kalau mata tunas cabang tidak sehat atau rusak, besar kemungkinan bibit setek yang tumbuh keadaannya akan merana. Bahkan bibit bisa tidak tumbuh sama sekali.
Kalau cabang bahan setek berasal dari tanaman yang telah berproduksi 2-3 kali berturut-turut, bibit yang diperoleh memberi kepastian bahwa bahannya bagus. Kalau pohon induk yang dipakai bersifat unggul, dapat dipastikan mutu buah dari tanaman baru itu pasti sama dengan pohon induknya.
Teknik pembuatan bibit setek sangat sederhana. Sifat-sifat unggul pohon induk yang diinginkan dapat menurun dengan sempurna pada tanaman baru. Buah yang dihasilkan nantinya pun bermutu serupa pohon induknya.
Namun tidak semua tanaman buah bisa diperbanyak dengan setek. Tanaman buah-buahan yang bisa diperbanyak dengan setek sangat terbatas jenisnya. Misalnya anggur, arbei, delima, jeruk manis, jambu air, jambu mete. mangga, dan salak. Jambu biji, jambu sukun, dan kesemek juga bisa diperbanyak dengan setek, tetapi setek akar. Salak diperbanyak dengan setek tunas.
Stek Batang
Pada dasarnya, stek dari ketiga bagian tanaman yang diambil untuk stek, yaitu batang, akar, dan anakan atau tunas, hanya stek batang yang paling tidak mudah untuk dilakukan, terutama untuk tanaman yang berkayu.Stek batang dibedakan menjadi tiga jenis dari cara pengambilan batang yang digunakan untuk stek, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Perbedaan antara tiga jenis stek tersebut adalah sebagai berikut.
- Stek lunak dibuat dari pucuk ranting/cabang muda yang masih dalam masa tumbuh,
- Stek setengah lunak dibuat dari ranting/cabang yang sudah berhenti pertumbuhannya dan mulai menua batang maupun daunnya. Tetapi, batangnya masih belum mengayu. Umurnya tidak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil, dan masih berdaun.
- Stek keras adalah dahan yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil dan masih berdaun.
- Siapkan media berbentuk campuran kompos halus dan pasir yang bersih dari lumpur. Dapat juga dipergunakan serbuk gergaji kayu. Perbandingan antara pasir dan kompos adalah 1 : 1.
- Masukkan media di dalam pot atau bak dari kayu yang kedalamannya minimum 10 cm. Isi pot atau bak hingga 3 cm di bawah bibir pot atau bak.
- Kemudian basahi media dalam pot dengan air yang bersih dan biarkan air yang berlebihan mengalir keluar.
- Untuk stek lunak dan setengah lunak, potong ranting sepanjang 10-12,5 cm di bawah tangkai daun. Diameter stek ± 0,5 cm. Buang daun bagian bawah, kurang lebih setengah dari seluruh daun.
- Untuk stek keras panjang ranting atau dahan 15-20 cm, dan dipotong di bawah bagian setengah lunak di atas kuntum daun, sedangkan di bagian bawah dipotong di bawah kuntum daun. Paling sedikit 3 helai daun dibiarkan di atas bagian atas stek. Daun yang lebar dipotong setengahnya.
- Manfaatkan zat perangsang tumbuh (ZPT) dalam bentuk tepung atau cairan. Masukkan 2-3 cm pangkal stek ke dalam zat tersebut.
- Masukkan pangkal stek ke dalam media.
- Kerudungi stek dengan plastik yang tembus sinar, setelah sebelumnya disemprot dengan sprayer.
- Letakkan di tempat yang teduh.
- Bila dalam waktu 1 minggu daun pucuknya masih segar, kemungkinan besar stek akan berakar.
- Bergantung pada jenis tanaman, umumnya pada umur 1 bulan atau lebih stek sudah dapat dipindahkan ke dalam pot individu.
- Dalam pot individu ini stek dibiarkan tumbuh hingga cukup besar untuk dipindahtanamkan ke lahan. Usahakan jangan sampai semaian stek ini mengalami kekeringan, jaga kelembapannya. Namun, jangan sampai terlalu banyak air. Pada umumnya stek keras lebih lama mulai berakarnya.
Sumber : http://carapetunjukbudidaya.blogspot.co.id/2013/07/stek-tanaman.html
Sponsored Links
Loading...
loading...