Loading...

Cara Mudah Bertanam Bawang Merah - Teknologi TSS

Sponsored Links
.
Loading...

 Cara Mudah Bertanam Bawang Merah - Teknologi TSS




Pada umumnya bawang merah diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan umbi sebagai benih. Benih berupa umbi mempunyai kelemahan, yaitu tidak tahan simpan sehingga setelah musim tanam off-season atau musim hujan (Nopember s/d Mei) penyediaan benih untuk musim berikutnya menjadi terbatas.

Salah satu alternatif teknologi yang potensial untuk dikembangkan dalam upaya mengatasi perbenihan bawang merah di Indonesia adalah dengan penggunaan biji botani (TSS= True Shallot Seed).

Kelebihan TSS adalah meningkatkan hasil umbi bawang merah sampai dua kali lipat dibandingkan dengan penggunaan benih umbi (produksi 26 ton/ha), bebas dari penyakit dan virus, kebutuhan benih TSS bawang merah lebih sedikit (2-3 kg/ha dengan harga Rp 1.200.000/kg) dibandingkan dengan benih umbi (± 1-1,2 ton/ha dengan harga Rp 15.000.000-25.000.000), pengangkutan yang lebih mudah, dan daya simpan lebih lama dibanding umbi.

Benih bawang asal biji sekitar 50% juga masih dapat berkecambah setelah disimpan selama 1-2 tahun sedangkan benih bawang asal umbi bibit hanya dapat disimpan sekitar 4 bulan dalam gudang. Berdasarkan beberapa kelebihan TSS tersebut, maka penggunaan TSS sebagai benih sumber bawang merah sangat prospektif untuk meningkatkan produksi dan kualitas umbi bawang merah.

Pengembangan teknik produksi TSS lebih diarahkan ke agroekosistem lahan kering di dataran tinggi. Dataran tinggi (suhu 16-18oC) merupakan lokasi yang sesuai untuk meningkatkan pembungaan bawang merah. Oleh karena itu TSS sebagai sumber benih akan lebih optimal jika diproduksi di dataran tinggi.

Bima Brebes, Katumi, Sembrani, dan Trisula merupakan varietas bawang merah yang berpotensi sebagai sumber induk TSS. Benih asal TSS dapat digunakan sebagai benih sumber untuk bahan perbanyakan benih sebar bermutu (umbi mini/bibit).
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter