Sponsored Links
Loading...
Diceritakan pada suatu hari, ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang puteranya. Petani itu hanya memiliki seekor kuda kurus yang setiap harinya membantu menggarap ladang mereka. Pada suatu hari, entah apa penyebabnya, tiba-tiba kuda petani lari begitu saja dari kandang menuju ke hutan. Para tetangga yang mengetahui berita itu cuman bisa berkata, “Sungguh malang nasibmu, Pak Tani..” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Beberapa hari kemudian, ternyata kuda petani kembali ke kandangnya. Namun ia tidak sendiri, karena ada seekor kuda liar yang mengikutinya. Para tetangga yang melihat peristiwa itu berkata, “Wah..sungguh beruntung nasibmu Pak Tani, bukan saja kudamu sudah kembali, tapi sekarang kau mempunyai 2 ekor kuda.” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Keesokan harinya, putera pak Tani dengan penuh semangat berusaha menjinakkan kuda barunya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat untuk dikendalikan, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kakinya.
Para tetangga yang melihat peristiwa itu berkata, “Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Keesokan harinya, putera pak Tani dengan penuh semangat berusaha menjinakkan kuda barunya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat untuk dikendalikan, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kakinya.
Para tetangga yang melihat peristiwa itu berkata, “Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Putera pak Tani hanya bisa terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya. Perlu waktu yang lama hingga tulangnya yang patah sembuh kembali. Tak lama kemudian, datanglah Panglima Perang kerajaan ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh kerajaan. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena ia masih belum bisa berjalan dengan baik.
Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putera-puteranya bertempur, dan berkata, “Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putera-puteranya bertempur, dan berkata, “Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!” Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”
Nilai yang dapat diambil:Cerita petani di atas yang telah menunjukkan kerendahan hatinya, sungguh patutlah kita contoh. Si Petani tidak begitu saja menyalahkan keadaan ketika dia kehilangan kuda atau pada saat anaknya jatuh dan patah kakinya. Ia pun tidak melakukan sesuatu yang berlebihan ketika mendapatkan tambahan kuda liar atau ketika anaknya tidak ikut ke medan perang.
Terkadang dalam hidup ini, kita terlalu cepat mengambil kesimpulan akan suatu peristiwa yang telah terjadi. Padahal belum tentu kesimpulan itu benar adanya. Terkadang malah kita bisa mendapatkan hikmah pembelajaran di balik masalah yang kita hadapi. Jadi mulai sekarang, marilah kita tetap menjaga pikiran positif meski masalah yang kita hadapi saat ini sangatlah sulit, karena di belakang itu semua, pastilah akan membuat kita semakin kuat dan lebih bijaksana.
Jika Anda rasa cerita ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada teman Anda, silahkan share dengan klik icon (share) di bawah ini.
Berbagi itu Indah, Berbagi itu Bermanfaat.
Sponsored Links
Loading...
loading...