Sponsored Links
Loading...
TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI BAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN (PGPR) DAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman, hidup secara berkoloni menyelimuti akar tanaman, dengan
kata lain adalah campuran berbagai bakteri perakaran. Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman. Mikroorganisme ini hidup berkoloni di sekitar akar tanaman dan membantu memacu pertumbuhan tanaman. Beberapa bakteri yang ada dalam PGPR : Bacillus subtilis, Psedomonas sp, Salmonella liquefaciens, Azotobakter sp.,Rhizoium
PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu
pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit. Fungsi yang menguntungkan dari PGPR bisa banyak diterapkan pada pengelolaan usahatani, yaitu:
1). PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
2). PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi berkurang.
3). PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
4). PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
5). PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
6). PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
7). PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
8). PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
9). PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn
Gambar 1. Bakteri pemacu pertumbuhan
2. Tujuan pembuatan PGPR
Tujuan utama pembuatan adalah temanfaatkannya kelompok bakteri yang memberikan pengaruh baik bagi tanaman terutama dalam dalam proses fisiologi tanaman.
Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman.
Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman.
Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Gambar 2. Skema fungsi PGPR
3. Cara pembuatan PGPR
a. Alat dan Bahan
1) 100 gr akar bambu
2) 400 gr gula pasir
3) 200 gr trasi
4) 1 kg dedak halus
5) 10 lt air
6) Penyedap rasa secukupnya
Gambar 3. Akar bambu
b. Cara Membuat
1) Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
2) Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
3) Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
4) Buka dan kocok-kocok sehari sekali
5) Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
[b[4. Aplikasi PGPR
1) Saring PGPR
2) Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
3) Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
4) Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali
Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:
1). PGPR Untuk perlakuan benih. Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3 – 4 kali. Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman.
2). PGPR Untuk perlakuan bibit. Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
3). PGPR Untuk perlakuan pada tanaman. Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 - 2 gelas aqua larutan tadi ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.
Tabel 1. Lama waktu peredaman benih atau bibit dengan PGPR
Tabel 2. Perlakuan PGPR pada berbagai tanaman
Gambar 4. Bentuk PGPR siap pakai
Gambar 5. Tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
Gambar 6. Buah tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
Gambar 7. Akar tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
2.2. Pembuatan dan Aplikasi ZPT
1. Pengertian
Hormon tumbuhan, atau disebut juga dengan nama fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil dapat mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan atau pergerakan tumbuhan. Hormon tumbuhan/fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan hormon pada hewan.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
a. Auksin
- Perkecambahan biji.
Auksin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
- Pembentukkan akar.
Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
- Pembungaan dan pembuahan.
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
- Mendorong Partenokarpi.
Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji.
- Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
- Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.
b. Sitokinin
- Pembelahan sel dan pembesaran sel.
Sitokinin memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.
- Pematahan Dormansi biji.
Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.
- Pembentukkan tunas-tunas baru, turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
- Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
- Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
- Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.
c. Giberelin
- Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
- Meningkatkan pembungaan.
- Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
- Berperan pada pemanjangan sel.
- Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
2. Tujuan
Tujuan penulisan artikel adalah untuk memberikan informasi teknologi membuat ZPT, yaitu bagaimana mengekstrak hormon dengan jalan fermentasi.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ZPT tersebut.
Salah satu cara mengekstrak hormon/ZPT adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme. Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman sekitar kita.
Gambar 8. Keseimbangan hara tanaman
3. Cara pembuatan
Berikut ini beberapa cara mudah membuat auksin, sitokinin dan giberelin.
a. Pembuatan Auksin
Bahan :
- 1 Kg Keong mas / Bekicot,
- 5 Lt Air,
- 1 Kg Gula / Tetes tebu,
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Keong mas/bekicot direbus dengan air sampai mendidih kemudian diambil dagingnya, cangkang dibuang.
- Setelah dingin, masukkan EM4/MOL, aduk dan campur sampai rata.
- Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat dengan karet.
- Simpan dan letakkan pada tempat yang teduhm biarkan selama 12-15 hari.
b. Pembuatan Sitokinin
Bahan :
- 1 Kg bonggol pisang,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Bonggol pisang dicacah atau diblender
- campur dengan semua bahan.
- Aduk sampai rata,
- masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan ikat memakai karet.
- Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
c. Pembuatan Giberelin
Bahan :
- 1 Kg rebung bambu,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu,
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Kupas rebung bambu,
- Cacah kecil-kecil
- Campur dengan semua bahan lainnya.
- Aduk sampai rata,
- Masukkan dalam wadah kemudian tutup denga plastik dan ikat memakai karet.
- Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1). Untuk membuat Hormon/ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
2). Untuk membuat Hormon/ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
3). Untuk membuat Hormon/ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
4. Aplikasi
Aplikasi ZPT dilakukan dengan cara menyemprotkan ke tanaman, bisa bersamaan dengan aplikasi pestisida. Dapat juga dengan cara dikocorkan dengan memcampurkannya dengan NPK (tanaman hortikultura).
Gambar 10. Fungsi jenis ZPT pada bagian tanaman
kata lain adalah campuran berbagai bakteri perakaran. Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman. Mikroorganisme ini hidup berkoloni di sekitar akar tanaman dan membantu memacu pertumbuhan tanaman. Beberapa bakteri yang ada dalam PGPR : Bacillus subtilis, Psedomonas sp, Salmonella liquefaciens, Azotobakter sp.,Rhizoium
PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu
pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit. Fungsi yang menguntungkan dari PGPR bisa banyak diterapkan pada pengelolaan usahatani, yaitu:
1). PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
2). PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi berkurang.
3). PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
4). PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
5). PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
6). PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
7). PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
8). PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
9). PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn
Gambar 1. Bakteri pemacu pertumbuhan
2. Tujuan pembuatan PGPR
Tujuan utama pembuatan adalah temanfaatkannya kelompok bakteri yang memberikan pengaruh baik bagi tanaman terutama dalam dalam proses fisiologi tanaman.
Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman.
Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman.
Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Gambar 2. Skema fungsi PGPR
3. Cara pembuatan PGPR
a. Alat dan Bahan
1) 100 gr akar bambu
2) 400 gr gula pasir
3) 200 gr trasi
4) 1 kg dedak halus
5) 10 lt air
6) Penyedap rasa secukupnya
Gambar 3. Akar bambu
b. Cara Membuat
1) Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
2) Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
3) Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
4) Buka dan kocok-kocok sehari sekali
5) Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
[b[4. Aplikasi PGPR
1) Saring PGPR
2) Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
3) Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
4) Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali
Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:
1). PGPR Untuk perlakuan benih. Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3 – 4 kali. Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman.
2). PGPR Untuk perlakuan bibit. Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
3). PGPR Untuk perlakuan pada tanaman. Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 - 2 gelas aqua larutan tadi ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.
Tabel 1. Lama waktu peredaman benih atau bibit dengan PGPR
Tabel 2. Perlakuan PGPR pada berbagai tanaman
Gambar 4. Bentuk PGPR siap pakai
Gambar 5. Tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
Gambar 6. Buah tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
Gambar 7. Akar tanaman cabe tanpa dan dengan perlakuan PGPR
2.2. Pembuatan dan Aplikasi ZPT
1. Pengertian
Hormon tumbuhan, atau disebut juga dengan nama fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil dapat mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan atau pergerakan tumbuhan. Hormon tumbuhan/fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan hormon pada hewan.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
a. Auksin
- Perkecambahan biji.
Auksin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
- Pembentukkan akar.
Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
- Pembungaan dan pembuahan.
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
- Mendorong Partenokarpi.
Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji.
- Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
- Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.
b. Sitokinin
- Pembelahan sel dan pembesaran sel.
Sitokinin memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.
- Pematahan Dormansi biji.
Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.
- Pembentukkan tunas-tunas baru, turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
- Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
- Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
- Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.
c. Giberelin
- Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
- Meningkatkan pembungaan.
- Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
- Berperan pada pemanjangan sel.
- Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
2. Tujuan
Tujuan penulisan artikel adalah untuk memberikan informasi teknologi membuat ZPT, yaitu bagaimana mengekstrak hormon dengan jalan fermentasi.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ZPT tersebut.
Salah satu cara mengekstrak hormon/ZPT adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme. Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman sekitar kita.
Gambar 8. Keseimbangan hara tanaman
3. Cara pembuatan
Berikut ini beberapa cara mudah membuat auksin, sitokinin dan giberelin.
a. Pembuatan Auksin
Bahan :
- 1 Kg Keong mas / Bekicot,
- 5 Lt Air,
- 1 Kg Gula / Tetes tebu,
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Keong mas/bekicot direbus dengan air sampai mendidih kemudian diambil dagingnya, cangkang dibuang.
- Setelah dingin, masukkan EM4/MOL, aduk dan campur sampai rata.
- Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat dengan karet.
- Simpan dan letakkan pada tempat yang teduhm biarkan selama 12-15 hari.
b. Pembuatan Sitokinin
Bahan :
- 1 Kg bonggol pisang,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Bonggol pisang dicacah atau diblender
- campur dengan semua bahan.
- Aduk sampai rata,
- masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan ikat memakai karet.
- Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
c. Pembuatan Giberelin
Bahan :
- 1 Kg rebung bambu,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu,
- 1 gelas EM4/MOL
Cara Pembuatan :
- Kupas rebung bambu,
- Cacah kecil-kecil
- Campur dengan semua bahan lainnya.
- Aduk sampai rata,
- Masukkan dalam wadah kemudian tutup denga plastik dan ikat memakai karet.
- Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1). Untuk membuat Hormon/ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
2). Untuk membuat Hormon/ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
3). Untuk membuat Hormon/ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
4. Aplikasi
Aplikasi ZPT dilakukan dengan cara menyemprotkan ke tanaman, bisa bersamaan dengan aplikasi pestisida. Dapat juga dengan cara dikocorkan dengan memcampurkannya dengan NPK (tanaman hortikultura).
Gambar 10. Fungsi jenis ZPT pada bagian tanaman
Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sangat bermanfaat bagi petani dalam menjalankan usahataninya. Kedua produk tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani dengan menerapkan teknologi yang sederhana.
Pembuatan PGPR dengan bahan utama dari bambu yang banak mengandung bakteri, sedangkan untuk ZPT bahan yang digunakan tauge, bekicot atau keong mas (untuk auksin), biji jagung dan rebung (untuk giberelin), sertar kelapa dan bonggol pisang (untuk sitokinin)
Pembuatan PGPR dengan bahan utama dari bambu yang banak mengandung bakteri, sedangkan untuk ZPT bahan yang digunakan tauge, bekicot atau keong mas (untuk auksin), biji jagung dan rebung (untuk giberelin), sertar kelapa dan bonggol pisang (untuk sitokinin)
Sponsored Links
Loading...
loading...