Sponsored Links
Loading...
Pohon ara dapat tumbuh subur tanpa perawatan khusus. Di usia enam bulan, tanaman asal Timur Tengah ini sudah bisa berbuah. Produksi buah akan terus meningkat seiring bertambahnya usia pohon. Pohon ara juga berbuah sepanjang tahun.
Pohon tin atau ara tidak hanya tumbuh di wilayah Timur Tengah. Di daratan Mediterania, Eropa hingga Asia, tanaman ini tumbuh subur. Di Eropa, buah ara lebih populer dengan sebutan buah fig.
Selain memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, buah ara juga enak dikonsumsi. Sepintas, rasa buah dan aromanya mirip dengan jambu kelutuk atau jambu biji. Aromanya harum, teksturnya empuk, dan tidak terlalu manis. Tapi, buah yang memiliki banyak biji ini juga mengandung sedikit air.
Buah ara yang masih muda berwarna kehijauan. Makin tua atawa matang, warna kulitnya akan berubah menjadi ungu kehitaman. Ara muda biasanya banyak dipakai orang sebagai olahan sayur atau dimasak dengan aneka daging. Sebagai campuran salad juga oke.
Jika sudah tua dan matang, ara sangat lezat dikonsumsi langsung atau dijadikan jus. Bisa juga sebagai campuran isi puding, isi cake, manisan kering, atau dipadukan dengan sirop. Tingginya kandungan pectin yang ada di dalam buah ini, juga cocok kalau ada yang hendak mengolahnya sebagai bahan baku selai, jeli, maupun marmalade.
Handa Sugiharto, pemilik Floraya di Malang, Jawa Timur, mengatakan, saat ini ada lebih dari 11 jenis pohon ara. Namun, dari sekian macam itu, hanya ada beberapa yang paling banyak dipesan pembeli.
Pohon tin atau ara tidak hanya tumbuh di wilayah Timur Tengah. Di daratan Mediterania, Eropa hingga Asia, tanaman ini tumbuh subur. Di Eropa, buah ara lebih populer dengan sebutan buah fig.
Selain memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, buah ara juga enak dikonsumsi. Sepintas, rasa buah dan aromanya mirip dengan jambu kelutuk atau jambu biji. Aromanya harum, teksturnya empuk, dan tidak terlalu manis. Tapi, buah yang memiliki banyak biji ini juga mengandung sedikit air.
Buah ara yang masih muda berwarna kehijauan. Makin tua atawa matang, warna kulitnya akan berubah menjadi ungu kehitaman. Ara muda biasanya banyak dipakai orang sebagai olahan sayur atau dimasak dengan aneka daging. Sebagai campuran salad juga oke.
Jika sudah tua dan matang, ara sangat lezat dikonsumsi langsung atau dijadikan jus. Bisa juga sebagai campuran isi puding, isi cake, manisan kering, atau dipadukan dengan sirop. Tingginya kandungan pectin yang ada di dalam buah ini, juga cocok kalau ada yang hendak mengolahnya sebagai bahan baku selai, jeli, maupun marmalade.
Handa Sugiharto, pemilik Floraya di Malang, Jawa Timur, mengatakan, saat ini ada lebih dari 11 jenis pohon ara. Namun, dari sekian macam itu, hanya ada beberapa yang paling banyak dipesan pembeli.
Salah satunya, pohon ara jenis Yordania Ungu. Menurut Handa, saat ini, jenis tersebut yang paling mendominasi penjualan di kebun miliknya. Per bibit, pohon ara Yordania Uang dijual seharga Rp 30.000 untuk yang berukuran 40 centimeter (cm). Sedang, yang 60 cm Rp 360.000.
Ada juga ara jenis Negrone yang dihargai Rp 150.000 per bibit untuk ukuran 30 cm. "Jenis Negrone, Prancis yang mengembangkan. Negrone diambil dari nama distrik di sana," ungkap Handa.
Menanam pohon ara, Handa bilang, terbilang cukup mudah, karena tidak memerlukan perawatan khusus. Cukup tanam di dalam pot yang sudah diberi pupuk, kemudian tinggal disiram dengan air secara rutin. "Cara menanamnya hampir mirip dengan jambu biji," tutur dia.
Namun, lanjut Handa, jika menginginkan hasil yang maksimal, bisa diasupi pupuk tambahan, seperti KNO3 atau Gandasil, setiap satu bulan sekali.
Selain cara menanam yang mudah, kelebihan lain, pohon ara bisa dipanen dalam waktu relatif cepat. Saat usia enam bulan, tanaman ini sudah menghasilkan buah. Bahkan ada jenis ara yang bisa berbuah lebih cepat lagi, hanya dua bulan. "Maksimal usia enam bulan sudah berbuah," ungkap Handa.
Keunggulan dari pohon ara adalah, kemampuannya memproduksi buah sepanjang tahun alias tidak tergantung pada musim tertentu. Handa menuturkan, ketika pohon ara berusia satu tahun, produksi buahnya sekitar dua kilogram (kg). Dan, waktu umurnya mencapai dua tahun, buah yang bisa dipanen ikut meningkat menjadi sekitar 5 kg. Semakin tua, produksi buahnya kian banyak.
Tetapi, Handa mengingatkan, karena berasal dari Timur Tengah, pohon ara lebih suka dengan habitat yang bersuhu panas. Makanya, saat musim hujan, produksi buah ara justru menurun. "Bisa anjlok sampai 70%," ujar Handa.
Ada juga ara jenis Negrone yang dihargai Rp 150.000 per bibit untuk ukuran 30 cm. "Jenis Negrone, Prancis yang mengembangkan. Negrone diambil dari nama distrik di sana," ungkap Handa.
Menanam pohon ara, Handa bilang, terbilang cukup mudah, karena tidak memerlukan perawatan khusus. Cukup tanam di dalam pot yang sudah diberi pupuk, kemudian tinggal disiram dengan air secara rutin. "Cara menanamnya hampir mirip dengan jambu biji," tutur dia.
Namun, lanjut Handa, jika menginginkan hasil yang maksimal, bisa diasupi pupuk tambahan, seperti KNO3 atau Gandasil, setiap satu bulan sekali.
Selain cara menanam yang mudah, kelebihan lain, pohon ara bisa dipanen dalam waktu relatif cepat. Saat usia enam bulan, tanaman ini sudah menghasilkan buah. Bahkan ada jenis ara yang bisa berbuah lebih cepat lagi, hanya dua bulan. "Maksimal usia enam bulan sudah berbuah," ungkap Handa.
Keunggulan dari pohon ara adalah, kemampuannya memproduksi buah sepanjang tahun alias tidak tergantung pada musim tertentu. Handa menuturkan, ketika pohon ara berusia satu tahun, produksi buahnya sekitar dua kilogram (kg). Dan, waktu umurnya mencapai dua tahun, buah yang bisa dipanen ikut meningkat menjadi sekitar 5 kg. Semakin tua, produksi buahnya kian banyak.
Tetapi, Handa mengingatkan, karena berasal dari Timur Tengah, pohon ara lebih suka dengan habitat yang bersuhu panas. Makanya, saat musim hujan, produksi buah ara justru menurun. "Bisa anjlok sampai 70%," ujar Handa.
Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/budidaya-pohon-ara-yang-ringan-perawatannya-2-1
Sponsored Links
Loading...
loading...