Sponsored Links
Loading...
Keberadaan media sosial seperti Facebook menjadi berkah tersendiri bagi para penyuluh pertanian di Aceh Tengah.
Beberapa tahun lalu, mereka memanfaatkan media sosial itu sebagai ajang pertukaran informasi pertanian yang terjadi di masing-masing kecamatan.
Menurut Kepala Sub Bidang Pelatihan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah, Fathan Muhammad Taufiq, inovasi itu dilakukan karena sebelumnya para penyuluh mengeluh kesulitan menyampaikan informasi penting yang sifatnya mendadak.
Belum lagi kecepatan dan keakuratan informasi yang dikandungnya juga sering jadi kendala tersendiri.
Letak geografis Kabupaten Aceh Tengah memang berbukit. Infrastruktur jalan dan jembatan belum sepenuhnya bagus dan mulus.
Kadang, mereka harus menempuh perjalanan puluhan kilometer hanya untuk menyampaikan informasi pertanian yang terjadi di satu daerah. Tentunya itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Hal itu membuat para penyuluh pertanian sulit menyampaikan informasi kegiatan dan program di lapangan kepada para pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, mereka memanfaatkan Facebook dengan membuat grup tersendiri yang beranggotakan para penyuluh pertanian di Kabupaten Aceh Tengah.
Pelan tapi pasti, grup forum penyuluh ini berjalan aktif dengan anggota mencapai 60% dari keseluruhan penyuluh pertanian di Aceh Tengah.
Mereka mulai familiar menggunakan media sosial untuk saling berkomunikasi, menyampaikan informasi, atau melaporkan kegiatan pertanian di lapangan.
Bisa dibilang, meski berada di tempat yang berbeda dan saling berjauhan satu sama lain, mereka terhubung hanya dengan satu ‘klik’.
Beberapa pejabat Pemkab Aceh Tengah pun turut mengapresiasi langkah inovasi tersebut. Tercatat, satu-dua pejabat Pemkab Aceh Tengah ikut bergabung dalam grup media sosial tersebut.
Setelah berjalan lebih setahun, hasil inovasi grup forum penyuluh pertanian itu mulai terlihat nyata.
Akurasi dan efisiensi penyampaian informasi, laporan kegiatan dan program dapat berlangsung secara efektif. Badan Penyuluhan Kabupaten dapat menerima laporan dengan cepat dan ringkas.
Selain itu, para penyuluh juga menjadi terpacu meningkatan produktivitas pertaniannya. Iklim kompetisi dan peningkatan kinerja penyuluh secara tidak langsung menjadi meningkat.
Pada akhirnya, solusi dan inspirasi pengembangan komoditi baru pun dapat tercipta di antara para penyuluh pertanian.
Salah satu contoh konkret adalah serangan hama dan penyakit yang menyerang berbagai komoditi pertanian di sana, seperti kopi, padi, tomat, cabai, dan lain sebagainya.
Melalui forum di media sosial tersebut, para penyuluh pertanian bisa saling berdiskusi dan mendapatkan jawaban dari serangan hama yang melanda lahan tani mereka masing-masing.
Bahkan, tidak jarang Bupati Aceh Tengah Nasaruddin juga turut aktif meramaikan diskusi.
Berkat keberadaan forum tersebut, mereka pun mendapat penghargaan dari pemerintah beberapa tahun lalu. Salah satunya masuk dalam nominasi ’99 (ninety nine) Karya Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015’ bersama 98 nominator lainnya dari seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, mereka mengajukan proposal bertajuk ‘Memanfaatkan Facebook untuk Percepatan Pelayanan Publik’.
Inovasi para penyuluh pertanian di Aceh Tengah tersebut tentunya menyiratkan harapan, bahwa selalu ada jalan keluar bagi yang terus ingin maju. Mereka berhasil memanfaatkan teknologi informasi terkini untuk memajukan produksi pertaniannya.
Tentunya cerita mereka semua dapat menjadi contoh positif bagi penyuluh pertanian lain yang ada di seluruh Indonesia.
Sumber : http://www.tribunnews.com/kementan/2015/08/05/manfaatkan-facebook-para-penyuluh-pertanian-ini-sukses-berinovasi
Sponsored Links
Loading...
loading...