Sponsored Links
Loading...
Musim tanam padi kedua akan berlangsung di beberapa sentra produksi. Seperti saat musim tanam sebelumnya petani harus mewaspadai serangan tiga hama besar yang kerap meluluh-lantahkan tanaman padi.
Tiga musuh besar tersebut yakni penggerek batang padi, wereng batang coklat dan tikus. Sedangkan hama penyakit yang harus diantisipasi adalah blas dan kresek. Lebih diwaspadai lagi justru serangannya mengalami peningkatan.
“Pada musim tanam kedua tahun ini saya perkirakan tiga hama yakni penggerek, wereng dan tikus masih mendominasi yang menyerang tanaman padi. Sedangkan untuk penyakit blas dan kresek,” kata Kepala Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BPOPT), Sarsito Wahono Gaib Subroto
Data BPOPT, serangan OPT utama tanaman padi di Indonesia pada musim tanam (MT) 2016 mencapai 182.419 hektar (ha). Luasannya mengalami kenaikan dibandingkan kejadian MT 2015/16 (175.340 ha). Namun cenderung menurun dari kejadian MT 2015 (196.184 ha).
Berdasarkan jenis OPT, prakiraan luas serangan OPT utama padi pada MT 2016 dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah adalah penggerek batang padi (PBP), tikus, wereng batang coklat (WBC), hawar daun bakteri (HDB), bias, ulat grayak, dan tungro.
“Dari analisa kita, musim tanam yang sambung-menyambung dari musim hujan ke musim kemarau memudahkan OPT berkembang, karena makanan ada terus menerus,” ujarnya.
Faktor lain yang menjadi pemicu serangan OPT menurut Gaib adalah masih ada petani menanam padi yang rentan hama penyakit. Misalnya, varietas padi Ciherang. Karena sudah cukup lama ditanam petani, varietas Ciherang kini mulai rentan terhadap hama penyakit. “Apalagi petani biasanya menggunakan benih Ciherang yang sudah ditanam hampir 5-6 kali, sehingga ketahanan terhadap hama penyakit menurun. Beda jika petani menggunakan benih Ciherang yang baru,” ujarnya.
Karena itu menurut Gaib, hal itu menjadi tantangan bagi BPOPT untuk menyikapi agar OPT tidak menyebar lebih luas. Upayanya adalah memberikan pendampingan dan pengawalan kepada petani agar tidak segera menanam padi saat wilayahnya ada indikasi gejala serangan hama penyakit.
“Kami juga berharap penyuluh pertanian untuk ikut mengawal petani lebih ketat,” ujarnya. Pada MT kedua tahun ini Gaib memprediksi hama penggerek batang yang akan lebih banyak berkembang ketimbang wereng. Beda dengan periode sama tahun lalu yang banyak adalah wereng.
Wakil Ketua KTNA Kab. Indramayu, Sutatang juga mengingatkan pada MT kedua petani agar waspada terhadap serangan OPT, terutama ancaman hama wereng, tikus dan penggerek batang (sundep). Apalagi musim tanam April-Oktober 2016 adalah musim kemarau basah yang memudahkan hama berkembang biak.
“Karena cuaca lembab, hama penggerek batang atau sundep akan lebih mudah berkembang,” katanya. Untuk itu Sutatang mengimbau petani mengatasi hama ini sejak dini yakni saat persemaian. Caranya adalah dengan memetik telur sundep yang ada di dahan padi.
“Kalau telurnya dipetik dengan teliti, hama ini bisa ditekan. Apabila sudah berkembang di lahan sawah bisa dilakukan penyemprotan dengan insektisida. Tapi, saya sarankan agar hama ini dikendalikan sejak di persemaian, sehingga tak meluas ke sawah,” tutur Sutatang.
Sumber : http://tabloidsinartani.com
Sponsored Links
Loading...
loading...