Sponsored Links
Loading...
KEMAJUAN ilmu teknologi juga merembet ke dunia pertanian di Indonesia. Saat ini para petani sayur tak lagi harus bergulat dengan tanah, sebab tanaman hidroponik yang diberkembangkan belakangan mulai meninggalkan tanah sebagai media tanam (soiless). Menariknya lagi, sistem tanaman hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas, hal itu dikarenakan tanaman hidroponik bisa dilakukan dengan sistem NFT, Wick, Aeroponic, Drip, Water Culture, EBB & Flow . Praktis pola tanam ini pun menarik masyarakat di perkotaan untuk memanfaatkan perkarangannya yang sempit.
Bukan hanya masyarakat di kota besar yang tertarik untuk bercocok tanam, masyarakat Jambi juga mulai melirik pertanian modern ini. Tidak heran bila di Jambi muncul sebuah komunitas hidroponik. Heri Supianto adalah pelopor komunitas para petani 'klimis' ini.
Mulanya Komunitas Hidroponik Jambi adalah sebuah akun facebook pribadi milik Heri yang digunakan untuk membagi rutinitasnya berhidroponik. Lambat laun banyak pengunjung yang melihat postingan soal tanaman hidroponik.
"Banyak yang jadi silent reader, terus saya add untuk jadi teman, lama-lama tambah banyak," katanya.
Akhirnya pada 23 Januari 2015, dibentuk sebuah Komunitas Hidroponik Jambi atau singkatnya Kohibi, saat itu anggotanya baru 25 orang yang semua adalah teman facebook. Melalui media sosial mereka saling berbagi tips dan trik untuk tanaman hidroponik yang mereka kembangkan.
"Biasanya hasil uji coba kita share di grup, kalau pakai media ini, hasilnya ini, kelebihannya apa kekurangannya apa, nanti ada yang tanya, kita jawab. Ya gitu tanya jawab di grup," tutur sarjana bahasa Inggris ini.
Namun dari sanalah ilmu tentang hidroponik mulai terasah. Sebab anggota komunitas ini bukanlah orang yang berlatar belakang pertanian, mereka justru memiliki latar belakang yang jauh berbeda, ada teknisi, lulusan ilmu agama, IT hingga sarjana pendidikan. Salah satunya adalah Suryadi yang seharinya bergelut dengan mesin. "Saya belajarnya dari google dan sharing di grup," tuturnya.
Untuk mengenalkan sayuran hodroponik, pada akhir pekan Heri membuka lapak khusus sayur hidroponik di depan kantor gubernur, di sana pula ia sembari menyebarkan brosur untuk mengenalkan komunitas kohibi.
"Saya ingin tunjukkan bahwa meski petani tetapi tetap kece (keren)," katanya.
"Saya ingin tunjukkan bahwa meski petani tetapi tetap kece (keren)," katanya.
Saat ini jumlah anggota komunitas Kohibi di facebook sebanyak 324 orang, yang tersebar di berbagai wilayah di Jambi. Heri berharap komunitas hiroponik bisa terus berkembang, bahkan bisa menjadi usaha ekonomi bersama.
Sumber : http://jambi.tribunnews.com
Sponsored Links
Loading...
loading...