Sponsored Links
Loading...
Damping-Off atau rebah kecambah adalah suatu penyakit yang menyerang benih dan kecambah dipersemaian. Pathogen berkembang dan bertahan hidup didalam tanah atau soil borne. Ada dua jenis damping-off yaitu
1. pre-emergence damping-off, menyerang benih sebelum benih muncul dipermukaan tanah, benih yang terserang pathogen ini sering dianggap kualitas benihnya sudah menurun.
2. post-emergence damping-off, menyerang semaian bibit muda hingga bibit mulai berkayu pada bagian pangkal batang hingga bibit menjadi rebah.
Gejala/Kerusakan :
1. Pre-Emergence damping-off adalah suatu penyakit yang sulit untuk didiagnosa sebab benih yang terkena tidak kelihatan gejalanya; sebagai konsekuensinya, kerugian yang ditimbulkan sering dihubungkan dengan “benih lemah” (Baker. 1957). Jika kecambah belum muncul dalam satu periode perkecambahan (10-14 hari), benih tersebut digali dan diamati jika isi benih membusuk, maka jamur damping-off mungkin yang menjadi penyebab. Kadang-Kadang menyerang pada benih yang baru keluar calon akar (radicula).
2. Post-emergence damping-off gejala yang muncul adalah pembusukan pangkal batang atau hipokotil sehingga menyebabkan semaian bibit menjadi rebah.
Penyebab penyakit :
Rhizoctonia dianggap sebagai penyebab utama damping-off di dalam persemaian benih ( Baker, 1957); Peterson, 1974 melaporkan ada empat jenis fungi penyebab damping-off yaitu: Pythium, Fusarium, Phytophthora, dan Rhizoctonia.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meminimalisir serangan
1. Gunakan benih yang sehat dengan kualitas yang baik, benih dengan kualitas lemah akan menghasilkan kecambah yang lemah yang biasanya rentan terhadap damping-off.
2. Alat dan area persemaian harus terjaga kebersihnnya
3. Media persemaian yang digunakan harus steril dari pathogen
4. Hindari pemberian pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi dan irigasi berlebih dapat mengakibatkan pertumbuhan bibit menjadi sukulen dan mempermudah serangan damping-off
5. Hindari lingkungan yang terlalu lembab, pencahayaan kurang, sirkulasi udara buruk dan suhu tinggi karena dapat meningkatkan serangan pathogen dengan cepat
6. Penanaman benih ke dalam media tidak perlu terlalu dalam
7. Ketika melakukan pengolahan tanah untuk persemaian, campurkan pestisida hayati yang mengandung musuh alami, yakni berupa triicoderma dan glucadium.
8. Jika diperlukan semprotkan fungisida dengan bahan aktif pilihan seperti : Metalaksil, Thiram, Benomyl atau Propamokarb.
Hubungi kami jika ada pertanyaan lebih lanjut via email benihteknologi[at]gmail[dot]com
Dapatkan info terupdate tentang perkembangan perbenihan nasional dan internasional kunjungi.
http://www.infobenih.wordpress.com
http://www.infobenih.wordpress.com
Artikel kiriman ibu FB Tina Tani
Sponsored Links
Loading...
loading...