Sponsored Links
Loading...
Pusing
setelah pensiun dan ingin memulai usaha? Atau tertantang ingin mencoba usaha
baru? Jika jawabannya iya, maka usaha penggemukan sapi potong tidak ada
salahnya Anda coba.
Secara
umum, ada 3 cabang usaha budi daya sapi potong yang dapat Anda pilih, yaitu
pembibitan, penggemukan, atau kombinasi keduanya. Baik usaha pembibitan maupun
penggemukan, keduanya sama-sama memiliki peluang besar dan tantangan tersendiri
jika dikembangkan. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan kupas terlebih
dahulu usaha penggemukan sapi potong.
Penggemukan Sapi, Berpeluang Besar di Tanah Air
Kegiatan
usaha penggemukan sapi potong dimulai dari membeli sapi bakalan jantan berumur
2-2,5 tahun untuk digemukkan selama 3-4 bulan, kemudian dijual kembali. Berbeda
dengan usaha pembibitan, dimana kegiatannya dimulai dengan memelihara sapi
induk hingga dewasa dan menghasilkan pedet/bibit-bibit baru sapi bakalan untuk
digemukkan.
Dengan
demikian, perputaran modal pada usaha penggemukan akan jauh lebih cepat
dibanding usaha pembibitan. Bayangkan, hanya dalam waktu 3-4 bulan, peternak
sudah bisa menjual sapi potong-nya kembali dan mendapatkan keuntungan.
Terutama, jika dijual pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, keuntungannya
bisa lebih besar lagi.
Belum
lagi dengan besarnya keuntungan yang akan diperoleh peternak jika dapat
menggemukan sapi dengan pemberian pakan yang lebih efisien. Contohnya dengan
memberi pakan berupa konsentrat dan limbah pertanian, peternak dapat menghemat
biaya pakan. Di samping itu, penjualan kotoran sapi sebagai pupuk kompos dapat
memberikan keuntungan tambahan.
Di
sisi lain, usaha penggemukan sapi potong nampaknya akan terus mempunyai peluang
yang baik. Hingga saat ini pasar daging sapi Indonesia masih terus kekurangan
pasokan. Dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat, Indonesia memiliki tingkat konsumsi daging sapi
yang tinggi. Permintaan ini meningkat menjelang hari raya.
Menurut
Kementerian Pertanian, kebutuhan daging nasional pada tahun 2014 diperkirakan
mengalami kenaikan sekitar 6% dari yang semula 549.000 ton di tahun 2013. Dari
jumlah tersebut, hanya 80% yang dapat dipenuhi produksi dalam negeri, sementara
sisanya dipenuhi dari impor.
Untuk
mencapai kemandirian daging sapi, pemerintah telah mencanangkan program
swasembada daging sapi. Program ini awalnya ditargetkan pada tahun 2010. Namun,
diundur menjadi tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sapi potong dalam
negeri belum dapat memenuhi 90% kebutuhan konsumsi masyarakat. Itu artinya,
usaha budi daya sapi potong, termasuk unit usaha penggemukannya memiliki
peluang besar di tanah air.
Kendala Usaha Penggemukan Sapi
Meski
usaha penggemukan sapi memiliki peluang besar, bukan berarti usaha ini akan
bebas melenggang tanpa masalah. Sekelumit masalah yang biasanya muncul antara
lain:
·
Butuh modal besar di awal pemeliharaan untuk membeli sapi bakalan.
·
Sulit memperoleh bakalan sapi berkualitas.
·
Harga daging sapi potong di pasaran normal tidak sebanding dengan
biaya pakan yang dikeluarkan.
·
Kenaikan bobot badan sapi tidak optimal akibat serangan penyakit
atau kekurangan nutrisi pakan.
·
Sulitnya pemasaran sapi potong bagi peternak pemula.
Solusi Terhadap Masalah yang Dihadapi
·
Untuk menambah modal pembelian sapi bakalan, tidak ada salahnya
jika kita mengajukan kredit investasi atau pinjaman ke bank.
·
Beli bakalan sapi yang memiliki data recording baik,
atau dari peternak yang berpengalaman dan terpercaya.
·
Pilih jenis sapi bakalan yang sesuai dengan kondisi lingkungan
tempat usaha kita (memiliki daya adaptasi yang baik) dan memiliki sejarah mampu
menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi.
·
Manfaatkan limbah pertanian dan perkebunan untuk mengefisienkan
biaya pakan. Perlu diketahui bahwa keberhasilan usaha penggemukan sapi potong
sangat ditentukan oleh pakan. Tidak jarang kita harus memberikan pakan
konsentrat (bernutrisi tinggi) lebih banyak dibanding pakan hijauan untuk
mengejar pertambahan berat badan yang tinggi dalam waktu singkat. Jika
konsentrat yang digunakan masih bergantung 100% pada konsentrat pabrikan,
otomatis kita harus mengeluarkan biaya pakan lebih tinggi. Itu artinya, biaya
produksi secara keseluruhan pun akan ikut meningkat.
·
Atasi serangan penyakit dengan memberikan obat-obatan yang sesuai.
Penyakit yang masih sering menyerang sapi potong dewasa ialah cacingan. Untuk
itu, berikan anthelmintik (obat cacing) saat sapi terserang cacingan, atau
berikan secara berkala setiap 3-4 bulan sekali guna membasmi cacing yang
sebelumnya sudah berada di dalam tubuh sapi.
·
Berikan suplemen seperti molases, Mineral Feed Supplement
S untuk membantu meningkatkan nafsu makan (konsumsi) serta menyediakan
kebutuhan nutrisi mikro bagi sapi potong. Bisa diberikan pula vitamin seperti Injeksi
Vitamin B Kompleks dan Vita B Plex Bolus untuk
memperbaiki produktivitas. Dengan penambahan berbagai suplemen tersebut
diharapkan pertambahan bobot badan sapi potong bisa lebih optimal.
·
Dalam strategi pemasaran, pilih lokasi penggemuk-an yang dekat
dengan daerah konsumen (pasar). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah melakukan
distribusi, sehingga penyusutan bobot badan selama transportasi menuju pusat
konsumen dapat diperkecil, biaya pengangkutan relatif murah, serta efisiensi
waktu.
·
Ketika sapi sudah berhasil digemukkan, perlu dipertimbangkan
apakah sapi potong akan dijual dalam kondisi hidup atau sudah dalam bentuk
karkas. Jika dalam bentuk karkas, maka sebelumnya peternak harus menjalin
kerjasama dengan unit (rumah potong hewan) terdekat dan sudah memiliki konsumen
tetap/kontak pembelian, baik dengan pasar tradisional maupun pasar swalayan.
Namun jika sapi akan dipasarkan dalam kondisi hidup, maka peternak bisa
menjualnya ke pasar hewan. Namun penting bagi peternak untuk mengetahui tata
niaga ternak sapi yang berlaku di berbagai wilayah, termasuk trik untuk
mengurangi risiko kerugian pada saat melakukan transaksi di pasar hewan.
Kunci Sukses Budi Daya Sapi
Setelah
mengetahui apa saja kendala yang akan dihadapi ketika memulai usaha penggemukan
sapi potong, serta solusi mengatasi kendala tersebut, berikut kami berikan
kiat-kiat bagi para calon peternak yang ingin memulai usaha penggemukan sapi:
·
Cari informasi awal sebelum beternak
Sebaiknya
calon peternak memiliki pengetahuan mengenai teknik memelihara sapi.
Pengetahuan akan pasar juga penting agar peternak tidak tertipu dalam
memasarkan sapi yang berhasil digemuk-kan. Informasi ini dapat diperoleh dari
buku maupun artikel-artikel di majalah dan internet. Berkonsultasi dengan ahli
peternakan juga menjadi alternatif yang baik untuk menggali informasi. Selain
itu, saat ini juga banyak seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan teknis
beternak.
·
Mau memulai dari skala kecil
Tidak
ada usaha yang langsung besar ketika baru dimulai. Setiap usaha dirintis dari
skala kecil yang kemudian menjadi besar dengan ketekunan dan kerja keras. Modal
yang besar di awal usaha bukanlah jaminan suatu usaha akan sukses. Usaha
penggemukan sapi potong sendiri dapat dimulai dari kecil dengan jumlah sapi 2-4
ekor.
·
Memulai pada waktu yang tepat
Saat
yang baik untuk membeli sapi bakalan adalah menjelang hari raya Idul Fitri.
Pada saat itu banyak peternak menjual sapi mereka untuk biaya merayakan
Lebaran. Sapi pun bisa didapat dengan harga yang lebih murah. Sekitar 4 bulan
kemudian ketika hari raya Idul Adha tiba, sapi yang telah dewasa dapat dijual
kembali dengan harga berlipat. Namun, sebenarnya untuk penggemukan sapi dapat
dimulai kapan saja karena masyarakat akan selalu membutuhkan daging sapi.
·
Mengembangkan usaha dari keuntungan
Sisihkan
sebagian keuntungan yang didapat untuk membeli sapi tambahan. Jika perlu,
gunakan seluruh keuntungan yang didapat. Saat populasi sapi yang dimiliki sudah
cukup besar, peternak dapat menikmati keuntungan yang diperolehnya. Meski
memang dalam berbisnis, mental perlu dipersiapkan untuk menghadapi adanya
kerugian. Terlebih lagi dalam usaha budidaya sapi, sapi bisa saja mati karena
stres maupun penyakit.
·
Mencatat setiap kegiatan
Pencatatan
yang dilakukan meliputi semua kegiatan di peternakan, seperti jumlah pakan sapi
dan peningkatan bobot dari bulan ke bulan. Pertambahan populasi, penjualan
sapi, jumlah sapi yang sakit maupun mati, serta obat dan suplemen yang
diberikan juga perlu dicatat. Ini penting untuk mengetahuitrack record kesehatan
ternak terutama ketika terjadi serangan penyakit. Selain itu, pencatatan
keuangan juga penting dilakukan agar besarnya modal dan keuntungan dapat
diketahui secara pasti. Dengan demikian, dapat diketahui dengan jelas berapa
dana yang harus dialokasikan untuk periode berikutnya.
·
Bergabung dengan kelompok ternak sapi
Kelompok
ternak dibentuk oleh peternak-peternak dengan bidang usaha sama. Dengan
bergabung dalam kelompok ini, peternak dapat memperoleh banyak manfaat, seperti
kemudahan mendapatkan modal berbunga rendah, memperoleh kredit dari bank, serta
sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman.
·
Jangan ragu memulai pembibitan
Banyak
peternak yang enggan memulai usaha pembibitan sapi. Padahal permintaan yang
tinggi akan sapi bakalan hingga saat ini belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh
usaha pembibitan sapi potong dalam negeri. Hal ini tercermin pada impor sapi
bakalan yang semakin besar, serta harga sapi bakalan di dalam negeri yang
semakin tinggi. Untuk itu, jangan ragu memulai usaha pembibitan sapi potong
karena peluangnya juga sangat besar.
Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong
Untuk
memberikan gambaran bagi calon peternak mengenai usaha penggemukan sapi potong,
berikut kami tampilkan contoh analisis usahanya.
Asumsi
yang digunakan dalam analisis ini antara lain:
·
Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum
dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya
·
Sapi bakalan yang dipelihara: 10 ekor sapi PO
·
Harga sapi bakalan: Rp 8.000.000,-/ekor
·
Bobot badan awal sapi bakalan: 250 kg/ekor
·
Sapi dipelihara selama 4 bulan dengan pertambahan bobot badan
(PBB) sekitar 0,8 kg/ekor/hari, sehingga:
PBB
selama 4 bulan = 0,8 kg x 120 hari
=
96 kg/ekor
Bobot
akhir sapi = 250 kg + 96 kg
=
346 kg
Bobot
seluruh sapi = 346 kg x 10 ekor
=
3.460 kg
Hasil
penjualan sapi = 3.460 kg x Rp. 40.000/kg bobot hidup sapi
=
Rp. 138.400.000
·
Luas kandang: 45 m2
·
Biaya pembuatan kandang: Rp 400.000/m2
·
Penyusutan kandang 20% per tahun (dengan demikian penyusutan untuk
satu periode ± 7%)
·
Gaji tenaga kerja (2 orang): Rp 500.000,-/bulan
·
Biaya listrik: Rp. 180.000
·
Biaya air: Rp. 225.000
·
Biaya peralatan: Rp 500.000,-/tahun, sehingga untuk satu periode
Rp 170.000
·
Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 5.000 kg dengan
harga Rp 300,-/kg
·
Biaya pakan untuk satu periode:
·
Hijauan : 40 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 100
·
Konsentrat : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 1.500
·
Suplemen pakan : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 200
·
Biaya vitamin B kompleks (1 kali pemberian selama periode
pemeliharaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh): Rp. 13.000
untuk 10 ekor sapi
·
Biaya obat cacing (1 kali pemberian selama periode pemeliharaan
sebagai upaya mencegah cacingan): Rp. 50.000 untuk 10 ekor sapi
Dari
hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan : biaya =
1,22. Ini artinya dalam satu periode penggemukan, dari setiap modal Rp. 100
yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 122. Selain itu, dari
perhitungan di atas juga dapat diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP)
nya, yaitu:
1)
BEP harga = total biaya : berat sapi total
=
Rp. 114.898.000 : 3.460 kg
=
Rp. 33.208/kg
2)
BEP produksi = total biaya : harga jual sapi (per kg)
=
Rp. 114.898.000 : Rp. 40.000
=
2.873 kg
Dari
nilai BEP dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi ini akan mencapai
titik impas jika 10 ekor sapi mencapai bobot badan 2.873 kg atau harga jual Rp
33.208/kg.
Demikian
kilas informasi mengenai peluang bisnis penggemukan sapi potong yang kami
berikan. Selain informasi di atas, sebenarnya masih banyak lagi kiat-kiat yang
dapat kita pelajari terkait usaha penggemukan sapi potong ini. Intinya kita
harus yakin bahwa berapapun jumlah sapi yang nantinya kita gemukkan, berapapun
banyak saingan kita, sapi dipastikan tetap akan laku terjual. Dengan melihat
peluang yang masih terbuka lebar tersebut, siapapun dapat memulai usaha ini,
asalkan ada kemauan, kemampuan, serta memiliki fasilitas penunjang. Bagaimana?
Anda berminat jadi peternak sapi potong?
Sumber : http://info.medion.co.id
Sponsored Links
Loading...
loading...