Sponsored Links
Loading...
MEMBUAT VERTIKAL GARDEN -- Taman vertikal atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Vertical Garden kian mendapat tempat di masyarakat perkotaan. Seperti diketahui dalam lingkungan perkotaan hampir sudah tidak adal lagi ruang untuk tanaman hidup. Padahal tanaman memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Suhu udara lingkungan akan meningkat seiring dengan berkurangnya tumbuh-tumbuhan. Konsentrasi oksigen menurun, kadar polutan juga meningkat saat tumbuhan berkurang. Itu adalah sekelumit efek saat tumbuhan makin berkurang. Di dalam lingkungan perkotaan situasi seperti itu terjadi dan Membuat Taman Vertikal atau Vertikal Garden adalah jawaban untuk mengatasi masalah tersebut.
Awal populernya Vertikal Garden konon berasal dari Prancis, adalah pakar botani Patrick Blanc. Menurut Blanc, tumbuhan tidak memerlukan media tanah dalam keadaan tertentu. Yang dibutuhkan oleh tanaman sesungguhnya adalah sinar matahari, pupuk, dan air. Meski tidak ada tanah sebagai tempat menanam tanaman, jika ketiga unsur tersebut tersedia tanaman akan bisa hidup. Ini Mirip dengan konsep tanaman hidroponik yang tidak memerlukan tanah. Nah konsep Vertikal Garden mencoba mengakomodasi kekurangan lahan tanah untuk menanam dengan mencukupi ketiga komponen tersebut. Mengingat lahan yang terbatas maka cara menanam tanaman adalah dengan Taman Vertikal atau Vertical Garden.
- Sisten Vertikultur
Vertical garden yang paling sederhana dan sebetulnya sudah lama diaplikasikan di Indonesia. Dulu lebih dikenal sebagai vertikultur. Tetap dengan media tanam konvensional dan wadah seperti pot, lalu dibuat vertikal. Bedanya, vertikultur digunakan untuk berkebun, sekarang diaplikasikan ke dinding dengan jenis tanaman hias.
- Vertical Garden Sistem Felt
Jenis kedua dalam model Vertikal Garden adalah dengan menggunakan modul, di mana media tanamnya bukan tanah atau media tanam konvensional, melainkan menggunakan felt sebagai media tanam. Nah, felt ini yang masih harus diimpor, sehingga membuat harga menjadi mahal.
Untuk mengatasi mahal dan sulitnta felt ini sekarang masih dicoba menggunakan media lokal dengan PVC. Gunanya untuk mengaitkan tanaman, digunakan semacam braket (kaitan). Drainase juga sudah diatur, jadi penyiraman bukan lagi dengan selang.
Prinsipnya menanam tanaman di dinding. Biasanya menggunakan media khusus atau konstruksi bangunannya memang disiapkan untuk vertical garden. Yang harus diperhatikan adalah jenis tanaman yang dipilih. Pasalnya, pasti akan terkait dengan akar, sehingga kalau untuk bangunan, kombinasinya dengan tanaman yang butuh kelembaban tinggi.
1. Buat konstruksi di bagian belakang (frame ) dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok. Ini penting agar media tanam tidak langsung berhubungan dengan tembok karena lembap. Ukuran frame sekitar 0,5 m x 1 m. Jika terlalu luas, misal 1 m x 1 m, karpet bisa melengkung di bagian tengah sehingga air yang jatuh tidak rata.
2. Setelah frame siap, taruh media tanam (geotextile atau velt sabut kelapa) dua lapis. Sobek lapisan depan dengan jarak 12 cm. Di antara lubang tadi, buatlah jahitan jelujur vertikal supaya media tanam tidak melorot ke bawah.
3. Karena ada jarak antar lubang, maka tidak semua media tanam (karpet) langsung terkaver dengan tanaman. Seiring pertumbuhan tanaman, lama-lama karpet akan terkaver rata. Pilih tanaman yang seimbang antara tajuk dan akar. Jika tajuknya terlalu besar, daun akan layu dan jatuh, baru sebulan kemudian tumbuh dengan baik. Lebih baik pilih tanaman yang lebih kecil tajuknya supaya akar cukup menopang daun sehingga daun tidak layu. Ini konsep kesimbangan tanaman yang harus diketahui.
4. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang sudah dibuat. Bisa menggunakan rockwool yang digulung, tapi bisa juga langsung. Yang penting tanaman sudah punya akar yang bagus, tumbuh baik di polybag , media bagus (remah dan banyak rongga). Masukkan sebagian media di polybag ke dalam lubang. Ini justru akan membuat akar tidak terlalu terganggu sehingga tanaman tidak butuh aklimatisasi atau adaptasi yang lama.
5. Pengairan menggunakan sistem drip irigasi. Idealnya, pipa pengairan berjarak 3 meter dari atas. Dengan menggunakan timer otomatis, waktu penyiraman bisa disetel, misalnya 5 kali sehari, masing-masing selama 2 menit. Gunakan nosel sebagai pressure regulator supaya tekanan air sama sehingga kucurannya rata. Tetesan air bisa langsung ke tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Jangan lupa, tempatkan tanaman yang tahan kering di bagian atas, dan tanaman basah di bawah.
6. Buatlah Pemupukan Secara Otomatis
Metode membuat Taman Vertikal atau Vertikal Garden merupakan cara yang harus ditempuh untuk mengembalikan kualitas lingkungan di daerah perkotaan. Lahan yang makin sempit untuk menanam tanaman mengharuskan manusia kreatif menciptakan ruang hidup bagi tanaman yaitu dengan vertikal garden. Tidak hanya menambah keindahan dan kesegaran, Taman Vertikal juga bermanfaat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Sumber : tatakebunblog
Awal populernya Vertikal Garden konon berasal dari Prancis, adalah pakar botani Patrick Blanc. Menurut Blanc, tumbuhan tidak memerlukan media tanah dalam keadaan tertentu. Yang dibutuhkan oleh tanaman sesungguhnya adalah sinar matahari, pupuk, dan air. Meski tidak ada tanah sebagai tempat menanam tanaman, jika ketiga unsur tersebut tersedia tanaman akan bisa hidup. Ini Mirip dengan konsep tanaman hidroponik yang tidak memerlukan tanah. Nah konsep Vertikal Garden mencoba mengakomodasi kekurangan lahan tanah untuk menanam dengan mencukupi ketiga komponen tersebut. Mengingat lahan yang terbatas maka cara menanam tanaman adalah dengan Taman Vertikal atau Vertical Garden.
Jenis-Jenis Vertikal Garden
Didalam perkembangannya Vertikal garden diaplikasikan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang masih menggunakan media tanah dan ada yang sudah mengganti media tanah dengan media yang lain. Ada beberapa jenis Vertikal Garden antara lain:- Sisten Vertikultur
Vertical garden yang paling sederhana dan sebetulnya sudah lama diaplikasikan di Indonesia. Dulu lebih dikenal sebagai vertikultur. Tetap dengan media tanam konvensional dan wadah seperti pot, lalu dibuat vertikal. Bedanya, vertikultur digunakan untuk berkebun, sekarang diaplikasikan ke dinding dengan jenis tanaman hias.
Salah Satu Bentuk Taman Vertikal |
- Vertical Garden Sistem Felt
Jenis kedua dalam model Vertikal Garden adalah dengan menggunakan modul, di mana media tanamnya bukan tanah atau media tanam konvensional, melainkan menggunakan felt sebagai media tanam. Nah, felt ini yang masih harus diimpor, sehingga membuat harga menjadi mahal.
Untuk mengatasi mahal dan sulitnta felt ini sekarang masih dicoba menggunakan media lokal dengan PVC. Gunanya untuk mengaitkan tanaman, digunakan semacam braket (kaitan). Drainase juga sudah diatur, jadi penyiraman bukan lagi dengan selang.
Prinsipnya menanam tanaman di dinding. Biasanya menggunakan media khusus atau konstruksi bangunannya memang disiapkan untuk vertical garden. Yang harus diperhatikan adalah jenis tanaman yang dipilih. Pasalnya, pasti akan terkait dengan akar, sehingga kalau untuk bangunan, kombinasinya dengan tanaman yang butuh kelembaban tinggi.
Langkah-Langkah Membuat Vertikal Garden
Jika anda tertarik untuk membuat taman vertikal atau vertikal garden untuk menambah kesegaran di rumah anda, anda bisa mencoba langkah-langkah membuat vertikal garden yang diambil dari tabloid nova sebagai berikut:1. Buat konstruksi di bagian belakang (frame ) dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok. Ini penting agar media tanam tidak langsung berhubungan dengan tembok karena lembap. Ukuran frame sekitar 0,5 m x 1 m. Jika terlalu luas, misal 1 m x 1 m, karpet bisa melengkung di bagian tengah sehingga air yang jatuh tidak rata.
2. Setelah frame siap, taruh media tanam (geotextile atau velt sabut kelapa) dua lapis. Sobek lapisan depan dengan jarak 12 cm. Di antara lubang tadi, buatlah jahitan jelujur vertikal supaya media tanam tidak melorot ke bawah.
3. Karena ada jarak antar lubang, maka tidak semua media tanam (karpet) langsung terkaver dengan tanaman. Seiring pertumbuhan tanaman, lama-lama karpet akan terkaver rata. Pilih tanaman yang seimbang antara tajuk dan akar. Jika tajuknya terlalu besar, daun akan layu dan jatuh, baru sebulan kemudian tumbuh dengan baik. Lebih baik pilih tanaman yang lebih kecil tajuknya supaya akar cukup menopang daun sehingga daun tidak layu. Ini konsep kesimbangan tanaman yang harus diketahui.
4. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang sudah dibuat. Bisa menggunakan rockwool yang digulung, tapi bisa juga langsung. Yang penting tanaman sudah punya akar yang bagus, tumbuh baik di polybag , media bagus (remah dan banyak rongga). Masukkan sebagian media di polybag ke dalam lubang. Ini justru akan membuat akar tidak terlalu terganggu sehingga tanaman tidak butuh aklimatisasi atau adaptasi yang lama.
5. Pengairan menggunakan sistem drip irigasi. Idealnya, pipa pengairan berjarak 3 meter dari atas. Dengan menggunakan timer otomatis, waktu penyiraman bisa disetel, misalnya 5 kali sehari, masing-masing selama 2 menit. Gunakan nosel sebagai pressure regulator supaya tekanan air sama sehingga kucurannya rata. Tetesan air bisa langsung ke tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Jangan lupa, tempatkan tanaman yang tahan kering di bagian atas, dan tanaman basah di bawah.
6. Buatlah Pemupukan Secara Otomatis
Metode membuat Taman Vertikal atau Vertikal Garden merupakan cara yang harus ditempuh untuk mengembalikan kualitas lingkungan di daerah perkotaan. Lahan yang makin sempit untuk menanam tanaman mengharuskan manusia kreatif menciptakan ruang hidup bagi tanaman yaitu dengan vertikal garden. Tidak hanya menambah keindahan dan kesegaran, Taman Vertikal juga bermanfaat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Sumber : tatakebunblog
Sponsored Links
Loading...
loading...