Sponsored Links
Loading...
Peluang bisnis di sektor perikanan budidaya masih sangat menjanjikan. Satu bisnis yang bisa dijadikan acuan ialah budidaya ikan lele dengan sistem bioflok atau berkolam di pekarangan rumah.
Lewat sistem budidaya ini, bisa meraup omzet hingga puluhan juga rupiah per bulan. Salah satu pembudidaya itu ialah Ahmaddin Margolang. Pria asal Pekanbaru, Riau, ini menekuni bisnis budidaya lele sampai pengolahannya mulai tahun 2006.
Sekali panen bisa mencapai 2000 sampai 3000 kg. Satu kilogram ikan lele dihargai Rp 15.000. Oleh karena itu menurutnya usaha di bisnis perikanan cukup berpotensi dan menjanjikan. Terlebih lagi produksi sekitar 2000 per kg sampai 3000 kg per bulannya itu hanya memanfaatkan media kolam bioflok perkarangan rumah.
Hasil panen tersebut kemudian langsung diolahnya dalam berbagai produk perikanan diantaranya salai lele, peyek lele, abon lele, nugget lele dan keripik kulit lele. Diversifikasi bahan baku ke produk olahan perikanan akan menambah keuntungan.
Dijelaskannya bahwa standarnya untuk produksi salai lele 400 kg sampai dengan 500 kg perbulannya. Jangkauan pemasarannya meliputi pasar tradisional, gerai oleh-oleh dan swalayan.
"Harga di pasar tradisional untuk salai Rp75.000 per kg kalau di toko bisa lebih mahal karena kemasannya tentu berbeda," tuturnya.
Ahmaddin menjelaskan bahwa usaha budidayanya dengan bioflok tak perlu diragukan lagi karena telah bersertifikat "Good Aquaculture Practice". Sedangkan usaha pengolahan perikanan telah bersertifikat "Good Manufacturing Practices". Keduanya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Untuk melancarkan bisnis ini koordinasi dengan dinas terkait sering dilakukan terkait fasilitas, penyuluhan, pembinaan, pameran dan promosi.
"Alat pengolahan serta bak budidaya di bantu oleh Dinas Pertanian Kota Pekanbaru," ungkapnya.
Sponsored Links
Loading...
loading...