Sponsored Links
Loading...
Mampukah Indonesia
Meniru Sistem Pertanian dari Desa Paling Makmur di Jepang?
Repro TBS TV/ Richard Susilo Desa Kawakami di Perfektur Nagano ,
Jepang,
penghasilan per tahun rata-rata penduduknya 25 juta yen per orang dari
bertani, terutama daun selada (lettuce).
Indonesia mestinya bisa menjadi
tanah pertanian yang baik apabila dikelola dengan lebih baik. Menggunakan
knowhow Jepang,
dikembangkan di Indonesia ,
menghasilkan sayur yang baik dan bisa menghidupi masyarakat pertanian dan
sekelilingnya dengan baik.
Demikian ungkap Yamanaka, kepala
industri kantor DesaKawakami (mura), khusus kepada
Tribunnews.com, Selasa (20/11/2013) sore. Desa ini adalah desa paling
makmur di Jepang dengan
penghasilan per kepala per tahun sekitar 25 juta yen, di atas rata-rata
penghasilan desa lain yang ada di Jepang.
Penghasilan 50 persen dari hasil
perkebunan selada atau lettuce) dan 30 persen dari penjual hakusai (kol,
Chinese cabbage) dan sisanya berbagai sayuran lain.
Panen selada biasanya antara April
sampai dengan September. Lalu Oktober sampai dengan awal November hanya kol.
Selain dipasarkan di dalam negeri Jepang, kedua produk sayur utama desa
ini juga di ekspor ke Taiwan
dan HongKong. Ke Taiwan
sekitar 17.000 boks atau sekitar 40 feet kargo dan ke Hongkong sekitar 1000
boks kol.
Selada dari
desa Kawakami yang ada di Minamisaku-gun, perfektur Nagano ini, memang punya aroma sangat
enak dan dimakan seperti keripik, enak sekali di santap. Karena itu makanan
mentah ini sering disantap begitu saja oleh orangJepang, ditambah saus yang
sesuai lidah masing-masing. Rasa segar luar biasa dan aroma yang sangat enak
dan sedap.
"Itulah yang perlu dibuat di Indonesia .
Bukan hanya selada atau kol biasa, tetapi harus punya aroma yang baik dan
segar. Untuk itu tanahnya juga harus baik dengan kadar dan kualitas yang baik
pula. Udara atau cuaca juga sangat mempengaruhi. KarenaJepang punya
empat musim, ada musim dingin dan ada musim panas, ini juga mempengaruhi
kualitas tanah berkebun sayur sehingga bisa menghasilkan sayuran yang enak.
Karena itu perlu tempat yang sejuk pula di Indonesia kalau mau menghasilkan
sayuran yang enak, tidak bisa terlalu panas, di samping kelembaban juga ikut
mempengaruhi," paparnya lagi.
Perhatian kedua yang mesti dilihat di Indonesia , tambahnya, apakah orang Indonesia suka
sayuran mentah? Kalau hal ini tak masalah di Indionesia, makan selada mentah
dan kol mentah, maka kemungkinan bisnis besar bisa dilakukan di Indonesia ,
tekannya lagi.
Bagaimana kalau
knowhow Jepang dibawa ke Indonesia ,
investasi ke Indonesia ,
tanya Tribunnews.com, "Memang pasar potensial yang bagus Indonesia . Kami
memang sudah pikirkan tapi belum meneliti lebih lanjut untuk bisnis demikian di
Indonesia .
Saat ini yang kami lihat di Malaysia
dan Vietnam
juga sudah mereka lakukan penanaman sayur-mayur yang baik seperti selada dan
kol tersebut. Terus terang hasilnya bagaimana kami belum tahu," ungkapnya
lebih lanjut.
Mengingat produksi dan panen dilakukan
saat musim panas, maka pada musim dingin biasanya mereka tidak bisa bekerja
karena desa ini di perfektur Nagano saat musim dingin salju sangat lebat
sehingga menyulitkan perkebunan sayur.
Desa tersebut juga membuat televisi
kabel yang diberikan cuma-cuma kepada masyarakatnya supaya dapat bertukar
informasi misalnya mengenai harga-harga sayuran di berbagai tempat
diJepang serta informasi lain seperti pertemuan-pertemuan, termasuk upaya
menjodohkan para lelaki muda desa tersebut dengan para calon istri muda yang
banyak datang dari kota besar.
Jumlah penduduk hanya 4.759 orang dan usia
15-64 tahun sebanyak 64,3 persen. Jadi usia muda sangat dominan di desa ini
tidak seperti di tempat lain yang usia tua justru sangat dominan di Jepang.
Sumber : http://www.tribunnews.com
Sponsored Links
Loading...
loading...