Sponsored Links
Loading...
Hidroponik Rakit Apung - Sederhana Tetapi Cocok Untuk Skala Besar
Salah satu sistem hidroponik yang mudah dan murah adalah sistem rakit apung. Sistem ini termasuk sistem yang sederhana tetapi ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dan termasuk sistem yang dapat di-scaling up (diperbesar).
Sistem ini cocok untuk bagi orang yang ingin menanam hidroponik sayuran dengan hasil maksimal dengan biaya pembuatan yang murah dan mudah. Serta di daerah yang sering mati listrik. Karena sistem ini cukup toleran mati listrik untuk dalam waktu yang lama,
Biasanya orang-orang juga menyebut sistem ini sistem deep water culture (DWC). Sistem ini mirip sistem wick, tanaman tumbuh pada wadah yang berisi air nutrisi. Hanya saja tidak ada sumbu, akar langsung kontak dengan air nutrisi.
Ringkasan
Tanaman tumbuh dengan akar yang konstan 24 jam berada dalam air nutrisi pada wadah. Dengan kontak dalam larutan nutrisi, akar dapat langsung menyerap hara yang ada pada air nutrisi dengan instan
Tetapi karena akar berada dalam air, akar memerlukan oksigen yang terlarut agar masih dapat bernafas. Maka dari itu salah satu cara agar oksigen terlarut pada air (aerasi) terus ada adalah dengan menggunakan aerator.
Walaupun sistem ini seperti sistem wick, kecepatan tumbuh tanaman pada sistem ini lebih cepat dibanding wick. Karena akar langsung kontak air nutrisi yang diberi aerator sehingga kaya oksigen (aerasi) secara menyeluruh.
Sedangkan sistem wick hanya memanfaatkan gap antar air dan papan media untuk mengambil udara dan daya serap akar pada larutan nutrisi bergantung pada daya kapiler pada wick.Maka dari itu sistem ini cukup layak digunakan untuk skala yang lebih besar.
Karena akar kontak langsung dan terus-menerus dengan air, maka penggunaan aerator dalam sistem ini sangat mutlak diperlukan supaya akar masih dapat bernafas.
Dengan menggunakan aerator, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dengan sistem ini dan tidak mudah layu pada siang hari. Maka dari itu sistem ini cukup cocok skalanya diperbesar untuk sistem yang lebih besar
Sistem ini memanfaatkan sifat apung dari papan atau media untuk menopang tanaman. Jika water level turun atau naik, tanaman juga ikut turun atau naik menyesuaikan tinggi water level. Selain itu pembuatan sistem ini dari skala kecil hingga skala besar tidak terlalu memerlukan teknik yang rumit.
Walau memerlukan listrik, sistem ini cukup toleran jika mati listrik seharian. Karena akar tidak mudah kering karena selalu kontak dengan air. Jadi tanaman tidak langsung mati walau mati listrik lebih dari 3-4 jam.
Dibanding sistem wick, sistem apung lebih mudah untuk mengetahui kapan harus air diisi kembali. Karena tinggi papan mengikuti ketinggian air yang ada di wadah. Jika papan berada di bawah, berarti waktunya untuk wadah dikuras dibersihkan dan diisi kembali dengan air yang baru.
Jarak antar lubang jika menanam selada 15-20 cm, jika menanam bayam, kangkung 10 cm
Kemudian susun alat-alat seperti gambar di bawah
Jangan lupa untuk memberi garis atau tanda pada ketinggian terendah air dan papan pada wadah agar mudah mengetahui kapan waktunya isi ulang air.
Karena akar tanaman terus menyerap hara dan air pada air nutrisi, pH dan TDS/EC harus dicek rutin dan dijaga 5,5-6,8 untuk pH dan 600-1200 ppm untuk TDS / EC 1,5-2. Waterlevel juga dijaga agar tidak kehabisan air.
Setiap seminggu sekali air nutrisi perlu diganti dengan yang baru. Saat selesai masa tanam, wadah perlu dibersihkan dan dikeringkan agar kuman penyakit tidak tumbuh.
Belum lagi air hujan membuat air dalam sistem meluap, akibatnya papan sterofoam yang berisi tanaman bisa jatuh meninggalkan wadah. Dan menyebabkan tanaman bisa rusak. Solusi untuk masalah ini, Anda harus membuat penahan pada sisi-sisi atas wadah agar papan sterofoam tidak keluar saat air meluap karena hujan.
Solusi umum untuk masalah hujan adalah Anda harus meletakkan sistem ini indoor di dalam greenhouse. Jika dirasa biaya untuk membuat greenhouse terlalu besar, Anda minimal membuat naungan dengan plastik mika atau plastik UV (saran saya gunakan UV agar awet). Dengan membuat naungan, air hujan setidaknya tidak banyak yang masuk ke dalam sistem terlalu banyak.
Untuk skala rumah tangga atau skala kecil, Anda bisa meletakkan di teras rumah yang terlindung hujan tapi masih bisa mendapat sinar matahari.
Jika tidak memungkinkan ditaruh di teras, Anda bisa membuat tudung yang berbahan rangka dari bambu, kawat, atau sejenisnya. Kemudian anda susun menyerupai tudung yang ukurannya menyesuaikan ukuran sistem rakit apung Anda. Dan selanjutnya Anda lapisi plastik.
Sistem Apung yang Lebih Besar |
Biasanya orang-orang juga menyebut sistem ini sistem deep water culture (DWC). Sistem ini mirip sistem wick, tanaman tumbuh pada wadah yang berisi air nutrisi. Hanya saja tidak ada sumbu, akar langsung kontak dengan air nutrisi.
Ringkasan
- Biaya : Murah, menengah
- Tingkat Kesulitan Pembuatan : Mudah
- Tingkat Kesulitan Perawatan : Intermediet
- Cocok untuk Tanaman : Tanaman yang ringan seperti sayuran daun, herbs, tanaman hias kecil. Tidak cocok untuk tanaman berat seperti cabai, tomat, melon, dsb
- Kelebihan : Mudah pembuatan / perakitannya dan dapat diperbesar sistemnya untuk menanam tanaman yang lebih banyak(scaling up). Cukup aman jika mati lampu agak lama
- Kelemahan : Akar mudah busuk jika oksigen dalam air kurang, Sangat perlu naungan dan tidak cocok untuk outdoor tanpa naungan karena nutrisi mudah bercampur hujan
- Kebutuhan Listrik : perlu listrik untuk aerator, cukup toleran jika mati lampu
Prinsip Cara Kerja
Sistem ini memanfaatkan gaya apung pada papan untuk menopang tanaman. Papan yang digunakan biasanya berupa papan sterofoam yang dilubangi dengan lubang seukuran net pot yang digunakanTanaman tumbuh dengan akar yang konstan 24 jam berada dalam air nutrisi pada wadah. Dengan kontak dalam larutan nutrisi, akar dapat langsung menyerap hara yang ada pada air nutrisi dengan instan
Tetapi karena akar berada dalam air, akar memerlukan oksigen yang terlarut agar masih dapat bernafas. Maka dari itu salah satu cara agar oksigen terlarut pada air (aerasi) terus ada adalah dengan menggunakan aerator.
Walaupun sistem ini seperti sistem wick, kecepatan tumbuh tanaman pada sistem ini lebih cepat dibanding wick. Karena akar langsung kontak air nutrisi yang diberi aerator sehingga kaya oksigen (aerasi) secara menyeluruh.
Sedangkan sistem wick hanya memanfaatkan gap antar air dan papan media untuk mengambil udara dan daya serap akar pada larutan nutrisi bergantung pada daya kapiler pada wick.Maka dari itu sistem ini cukup layak digunakan untuk skala yang lebih besar.
Karena akar kontak langsung dan terus-menerus dengan air, maka penggunaan aerator dalam sistem ini sangat mutlak diperlukan supaya akar masih dapat bernafas.
Dengan menggunakan aerator, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dengan sistem ini dan tidak mudah layu pada siang hari. Maka dari itu sistem ini cukup cocok skalanya diperbesar untuk sistem yang lebih besar
Sistem ini memanfaatkan sifat apung dari papan atau media untuk menopang tanaman. Jika water level turun atau naik, tanaman juga ikut turun atau naik menyesuaikan tinggi water level. Selain itu pembuatan sistem ini dari skala kecil hingga skala besar tidak terlalu memerlukan teknik yang rumit.
Walau memerlukan listrik, sistem ini cukup toleran jika mati listrik seharian. Karena akar tidak mudah kering karena selalu kontak dengan air. Jadi tanaman tidak langsung mati walau mati listrik lebih dari 3-4 jam.
Dibanding sistem wick, sistem apung lebih mudah untuk mengetahui kapan harus air diisi kembali. Karena tinggi papan mengikuti ketinggian air yang ada di wadah. Jika papan berada di bawah, berarti waktunya untuk wadah dikuras dibersihkan dan diisi kembali dengan air yang baru.
Bahan-bahan yang Diperlukan
- Wadah atau Container apa saja dengan kedalaman minimal 20 cm maksimal 70 cm, berfungsi sebagai tempat / reservoir air nutrisi. Pilihlah wadah berwarna gelap agar tidak ditumbuhi alga dalam wadah.
- Papan apung bisa menggunakan papan sterofoam dengan ketebalan 3 cm - 5 cm
- Aerator beserta selangnya bisa didapatkan di toko aquarium, beli yang berdaya 2W saja cukup untuk 9-16 tanaman
- Air Stone juga bisa didapatkan di toko aquarium, biasanya sudah paketan dengan aerator. Tetapi sebaiknya pakai air stone dengan panjang 10-15 cm untuk memperluas permukaan aerasi
Alat-alat yang Digunakan
- Solder untuk melubangi papan sterofoam
- pH meter untuk mengukur pH air larutan
- TDS / EC meter untuk mengetahui kepekatan konsentrasi nutrisi pada air larutan
Prinsip Pembuatan Sistem
Potong papan sterofoam menyesuaikan bentuk atas wadah dengan selisih jarak antar sisi sekitar 1-2 cm. Kemudian lubangi papan sterofoam dengan ukuran menyesuaikan net pot yang digunakanJarak antar lubang jika menanam selada 15-20 cm, jika menanam bayam, kangkung 10 cm
Kemudian susun alat-alat seperti gambar di bawah
Skema Rakit Apung |
Jangan lupa untuk memberi garis atau tanda pada ketinggian terendah air dan papan pada wadah agar mudah mengetahui kapan waktunya isi ulang air.
Petunjuk Perawatan
Tanaman memasuki sistem setelah melewati masa semai dari sistem persemaian. Kemudian semaian tanaman diletakkan pada net pot sistem.Karena akar tanaman terus menyerap hara dan air pada air nutrisi, pH dan TDS/EC harus dicek rutin dan dijaga 5,5-6,8 untuk pH dan 600-1200 ppm untuk TDS / EC 1,5-2. Waterlevel juga dijaga agar tidak kehabisan air.
Setiap seminggu sekali air nutrisi perlu diganti dengan yang baru. Saat selesai masa tanam, wadah perlu dibersihkan dan dikeringkan agar kuman penyakit tidak tumbuh.
Masalah yang Sering Terjadi pada Sistem Rakit Apung
Walaupun sistem rakit apung memiliki keunggulan punya toleransi yang tinggi jika mati lampu, sistem rakit apung memiliki kelemahan fatal yaitu tidak cocok untuk outdoor tanpa naungan. Karena jika hujan, air hujan akan mudah bercampur dengan air nutrisi. Akibatnya air nutrisi terbuang percuma.Belum lagi air hujan membuat air dalam sistem meluap, akibatnya papan sterofoam yang berisi tanaman bisa jatuh meninggalkan wadah. Dan menyebabkan tanaman bisa rusak. Solusi untuk masalah ini, Anda harus membuat penahan pada sisi-sisi atas wadah agar papan sterofoam tidak keluar saat air meluap karena hujan.
Solusi umum untuk masalah hujan adalah Anda harus meletakkan sistem ini indoor di dalam greenhouse. Jika dirasa biaya untuk membuat greenhouse terlalu besar, Anda minimal membuat naungan dengan plastik mika atau plastik UV (saran saya gunakan UV agar awet). Dengan membuat naungan, air hujan setidaknya tidak banyak yang masuk ke dalam sistem terlalu banyak.
Untuk skala rumah tangga atau skala kecil, Anda bisa meletakkan di teras rumah yang terlindung hujan tapi masih bisa mendapat sinar matahari.
Contoh Bentuk Rangka Naungan Untuk Sistem Kecil |
Jika tidak memungkinkan ditaruh di teras, Anda bisa membuat tudung yang berbahan rangka dari bambu, kawat, atau sejenisnya. Kemudian anda susun menyerupai tudung yang ukurannya menyesuaikan ukuran sistem rakit apung Anda. Dan selanjutnya Anda lapisi plastik.
Sumber Allyards Gardening
Sponsored Links
Loading...
loading...